China Paling Banyak Berinvestasi di Sektor Infrastruktur RI

18 Januari 2018 20:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembangunan Bandara Kertajati  (Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Pembangunan Bandara Kertajati (Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, mencatat investor asing yang akan paling banyak berinvestasi di proyek infrastruktur melalui skema Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) berasal dari China.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data yang diterima kumparan (kumparan.com), terdapat 3 perusahaan China yang tertarik membiayai proyek infrastruktur pemerintah, yakni Huatsing Housing Holding Co.Ltd, China Power, dan Roland Berger China.
"Investor yang potensial paling banyak menggelontorkan dana melalui skema PINA berasal dari China," ujar CEO PINA, Ekoputro Adijayanto di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta Pusat, Kamis (18/1).
Adapun 3 perusahaan tersebut berencana menggelontorkan investasi sebesar Rp 348 triliun untuk membiayai proyek pembangunan jalan tol, bandar udara, pembangkit listrik, pesawat udara, dan kawasan wisata.
Huatsing Housing Holding Co.Ltd telah menandatangani investment agreement untuk pendanaan 4 proyek infrastruktur, yakni proyek tol milik Waskita Toll Road, pembangunan PLTU Meulaboh berkapasitas 2x200 MW, Bandara Internasional Jawa Barat, dan apartemen.
ADVERTISEMENT
Rencananya, komitmen pencairan awal investasi sebesar USD 1,8 miliar yang dicairkan secara bertahap pada bulan Januari, Maret, dan September 2018.
Saat ini tengah dibentuk perusahaan patungan antara Huatsing dengan Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) sebagai pusat penanaman modal asing dari Huatsing.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, menyampaikan bahwa dalam skema PINA, terdapat investor dari China, Jepang, Ukraina, Kanada, Australia, dan Korea Selatan yang tertarik. Namun dari sekian negara itu, dia mengaku salut dengan investor asal Kanada.
“Investor asal Kanada itu pengelola dana pensiun, mereka investasi di bidang pembangunan jalan tol dan ketenagalistrikan. Padahal rata-rata dana yang dikelola pengelola itu adalah dana pensiun guru,” katanya.
Berikut daftar nilai investasi:
China: Rp 348 triliun Australia: Rp 317 triliun Jepang: Rp 280 triliun Korea Selatan: Rp 280 triliun Kanada: Rp 250 triliun Ukraina: Rp 21,6 triliun
ADVERTISEMENT