China, Pasar Besar Kopi yang Belum Tergarap Eksportir Indonesia

22 Desember 2017 13:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kopi bisa menyehatkan jantung  (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi bisa menyehatkan jantung (Foto: thinkstock)
ADVERTISEMENT
Budaya minum teh di China sudah berurat berakar, karena jenis minuman itu sudah dikenal sejak 3.000 tahun sebelum masehi. Meski demikian, popularitas kopi di negara itu makin meningkat, khususnya di kalangan anak muda.
ADVERTISEMENT
Hal ini ditunjukkan dengan makin maraknya gerai kedai kopi yang dibuka di sana. Hingga kini setidaknya ada 45.000 gerai kedai kopi di seantero China, 8.000 di antaranya merupakan franchise. Kepala Perwakilan Tetap Republik Indonesia di Guangzhou, China, Ratu Silvy Gayatri mengungkapkan penduduk usia 18-29 tahun di China makin sedikit yang minum teh.
“Indonesia merupakan salah satu negara produsen kopi utama di dunia, seharusnya bisa memanfaatkan peluang ini. Apalagi kopi Indonesia cukup kompetitif,” kata Ratu kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (22/12). Untuk diketahui, Guangzhou merupakan salah satu pintu masuk kopi impor ke China.
Menurutnya, konsumsi kopi di China terus meningkat rata-rata 15%-30% setiap tahunnya. Bahkan dalam empat tahun terakhir, peningkatannya sudah berlipat tiga. Impor kopi China tahun lalu misalnya mencapai 84.329 ton atau naik 42,4% dibandingkan impor pada 2015 yang sebanyak 59.202 ton.
Perkebunan kopi di Gunung puntang Jawa Barat (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perkebunan kopi di Gunung puntang Jawa Barat (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
Sejauh ini eksportir terbesar kopi ke China masih dikuasai Vietnam, sedangkan Indonesia ada di posisi kedua. Sepanjang Januari-Oktober 2017, Vietnam menguasai 67% pangsa pasar kopi China, volume ekspornya sebesar 39.000 ton dengan nilai USD 400 juta.
ADVERTISEMENT
Dalam periode yang sama, ekspor kopi Indonesia ke China baru 17.000 ton (43% dari Vietnam) dengan nilai USD 40 juta (hanya 10% dari Vietnam).
Ratu menjelaskan, nilai ekspor kopi Indonesia terpaut jauh dibandingkan volume ekspornya dari Vietnam, karena kopi yang diekspor Vietnam 75%-nya sudah siap giling berupa roasted bean. Sementara kopi yang diekspor Indonesia umumnya berupa green bean, belum siap giling karena baru dijemur dan dipisahkan dari kulit buahnya saja. “Padahal harga roasted bean USD 12 per kg, atau enam kali lipat harga green bean yang cuma USD 2 per kg,” paparnya.