CORE Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi RI Dinikmati Kelas Menengah Atas

9 April 2019 18:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Media terkait Review Ekonomi Indonesia Triwulan I dan Jelang Debat Capres ke-5 di Hongkong Cafe, Jakarta Pusat, Selasa (9/4). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Media terkait Review Ekonomi Indonesia Triwulan I dan Jelang Debat Capres ke-5 di Hongkong Cafe, Jakarta Pusat, Selasa (9/4). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Centre of Reform on Economics (CORE) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya dirasakan oleh kelas sosial menengah dan atas.
ADVERTISEMENT
Menurut Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal, seharusnya dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen selama 4 tahun terakhir, dapat mendongkrak upah buruh.
“Tapi kalau kita lihat dari pendapatan golongan menengah masih sangat tipis kenaikannya. Tahun 2016, buruh bangunan dan asisten rumah tangga naik tipis 100 ke 103 (poin). Bahkan buruh tani turun menjadi 99. Artinya sebagian besar pertumbuhan ekonomi dinikmati kalangan menengah ke atas,” katanya saat diskusi Review Ekonomi Triwulan I 2019 dan Jelang Debat Capres ke-5 di Hongkong Cafe, Jakarta Pusat, Selasa (9/4).
Selain itu, Faisal menambahkan, secara umum ia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih pada kisaran 5,1-5,2 persen. Beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah terkait global dan domestik.
ADVERTISEMENT
Untuk global, Faisal menyampaikan, perkembangan perang dagang antara China dan AS memiliki sentimen yang positif setelah pertemuan kedua negara yang sepakat untuk menghentikan perang dagang.
Deretan gedung bertingkat di kawasan Petamburan, Jakarta. Foto: Antara/Aprillio Akbar
“Dampak perlambatan global akan teredam dengan berakhirnya trade war. Menahan laju harga komoditas. Meredam laju perlambatan ekspor dan impor,” sambungnya.
Selain itu, kebijakan Bank Sentral AS, The Feed, diproyeksikan akan lebih longgar dibanding periode tahun sebelumnya. Sementara itu, dari sisi domestik, pertumbuhan konsumsi masih relatif stabil.
“(Termasuk) adanya Pemilu akan mendorong pertumbuhan konsumsi ya, meskipun tidak secara signifikan,” katanya.
Adapun beberapa hal yang perlu diwaspadai oleh pemerintah hingga akhir 2019, yaitu kecenderungan harga minyak dunia yang kembali diproyeksikan akan naik. Kenaikan tersebut akan berdampak pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tarif listrik.
ADVERTISEMENT
“Terutama setelah Pilpres, dan juga dampaknya terhadap defisit migas, mengingat kita ingin memperbaiki neraca perdagangan,” katanya.