news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Curhat Jokowi: Petani Minta Harga Beras Naik, Ibu-ibu Maunya Turun

9 Maret 2019 17:48 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi menyambangi Jembatan Ampera sebelum menuju lokasi acara Millennial Road Safety Festival, di Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menyambangi Jembatan Ampera sebelum menuju lokasi acara Millennial Road Safety Festival, di Palembang, Sumatera Selatan. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam acara silaturahmi dengan petani karet di Kabupaten Banyuasin di Sumatera Selatan hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuturkan soal sulitnya mengendalikan harga-harga komoditas pertanian.
ADVERTISEMENT
"Harga (komoditas) bagus ramai-ramai nanam. Kalau harga anjlok, yang dimarahi saya. Ya enggak apa-apa. Mengendalikan ini yang tidak gampang," kata Jokowi, Sabtu (9/3).
Jokowi menambahkan, para petani pasti ingin hasil panennya terjual dengan harga tinggi supaya menguntungkan. Sebaliknya masyarakat sebagai konsumen ingin harga yang terjangkau. Pemerintah harus menyeimbangkan supaya petani tetap untung tapi masyarakat tak terbebani harga yang terlalu tinggi.
"Contoh, banyak petani yang nanya. 'Pak, harga beras minta naik', Ya enggak apa-apa, tapi kalau dinaikkan yang ngamuk ibu-ibu. Tidak mudah. Kalau mau naikkan bisa saja, suplai dipegang. Petani senang namun ibu-ibu marah. Tapi kalau harga turun ibu-ibu senang. Tapi ketemu petani di sawah (saya) dimarahi juga. Makanya tugas pemerintah menyeimbangkan tidak mudah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Penanaman komoditas pertanian pun perlu diatur supaya harganya tak anjlok. Jokowi mengungkapkan pengalamannya saat mendorong harga jagung naik jadi Rp 3.500 per kg. Petani pun bersemangat dan ramai-ramai menanam jagung. Dampaknya, stok melimpah dan harga turun lagi.
"Saya ingat awal 2015 ke Dompu, NTB. Diajak panen jagung bareng. Setelah panen saya dialog dengan warga, saya suruh maju. Saya dimarahi. 'Pak, bagaimana jagung harga 1.400 per kg. Ongkos produksi 1.700 per kg. Rugi pak'. Saya baru dilantik jadi presiden sudah dimarahi. Tiga bulan setelah itu saya rancang harga jagung minimum 2.700 HPP (Harga Pokok Pembelian). Ternyata itu bisa menyeret harga jagung bisa 3.500 per kg. Namun begitu harga tinggi, berbondong-bondong orang nanam jagung. Akibatnya harga turun lagi. Inilah problem kita. Kalau pas harga tinggi berbondong bondong nanam," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Salah satu komoditas yang harganya jatuh akibat kelebihan pasokan adalah karet. Jokowi mendorong agar sebagian petani karet beralih ke komoditas lain.
"Karet kita harapkan, akan kami atur agar jangan produksi kita terlalu banyak. Mestinya sebagian lahan yang belum ditanam karet akan diarahkan ke dalam tanaman yang memiliki nilai tinggi dan pasarnya masih memerlukan, dan juga menunggu jangka waktu lama," tutupnya.