Dampak Ekonomi Pertemuan IMF-World Bank Diperkirakan Hingga Rp 6,9 T

26 April 2018 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri PPN Bambang Brodjonegoro. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri PPN Bambang Brodjonegoro. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Penyelenggaraan Annual Meeting IMF-World Bank Annual 2018 diperkirakan akan berkontribusi signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Total dampak langsungnya baik dari sisi pengeluaran pengunjung, biaya konstruksi, dan biaya operasional, mencapai Rp 6,9 triliun.
ADVERTISEMENT
Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan angka tersebut antara lain berasal biaya konstruksi dan operasional pendukung IMF-World Bank Annual Meeting 2018.
Misalnya biaya konstruksi, termasuk pembangunan underpass Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa, Patung Garuda Wisnu Kencana, dan TPA Sampah Suwung mencapai Rp 4,9 triliun. Sedangkan biaya operasionalnya sebesar Rp 1,1 triliun.
Sementara itu, dari sisi dampak langsung pengeluaran peserta IMF-World Bank Annual Meeting 2018, Bappenas memperkirakan angkanya mencapai Rp 943,5 miliar.
“Sebanyak 95,2% pengeluaran tersebut berasal dari wisatawan mancanegara dan sisanya, 4,8%, berasal dari wisatawan nusantara,” kata Bambang dalam keterangan resmi, Kamis (26/4).
Pengeluaran terbesar diperkirakan dari akomodasi yang mencapai Rp 569,9 miliar, diikuti makanan dan minuman sebesar Rp 190,5 miliar, transportasi Rp 36,1 miliar, hiburan sebesar Rp 57 miliar, dan souvenir Rp 90,2 miliar.
ADVERTISEMENT
“Penyelenggaraan acara ini diperkirakan akan berkontribusi signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, melalui penciptaan kesempatan kerja, peningkatan pendapatan rumah tangga, pertumbuhan sektor pariwisata, peningkatan pendapatan usaha local, dan peningkatan penerimaan negara,” jelasnya.
Untuk meningkatkan dampak ekonomi, Bambang mengatakan kebijakan harus difokuskan mempromosikan pariwisata secara maksimal, untuk peningkatan pengeluaran peserta selama acara berlangsung dan kepuasan peserta sehingga kembali berkunjung dan membagi pengalaman dengan teman atau keluarga.
“Selain itu, perlu untuk mempercepat peningkatan perdagangan dan transaksi bisnis selama dan setelah acara berlangsung, serta mendorong peningkatan investasi asing masuk ke Indonesia,” ujarnya.