Dampak Konflik India - Pakistan Pada Perekonomian Indonesia

2 Maret 2019 11:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasukan militer India berada di dekat puing pesawat tempur India di wilayah Somali di distrik Bhimbar, Kashmir, Rabu, (27/2). Foto: AFP/STR
zoom-in-whitePerbesar
Pasukan militer India berada di dekat puing pesawat tempur India di wilayah Somali di distrik Bhimbar, Kashmir, Rabu, (27/2). Foto: AFP/STR
ADVERTISEMENT
Hubungan India dan Pakistan kembali memanas. Pemicunya adalah serangan teroris di Kashmir yang menewaskan lebih dari 40 paramiliter India. Pemerintah India menuding Pakistan melindungi teroris, membuat Perdana Menteri Imran Khan marah.
ADVERTISEMENT
Merespons serangan terorisme di Khasmir, India pun melancarkan serangan ke Kashmir untuk menghancurkan kamp latihan Jaish-e-Mohammad pada Selasa (26/2). Baku tembak terjadi antara militer Pakistan dan India.
Apa dampak konflik India-Pakistan pada perekonomian Indonesia?
Sejauh ini, meski kedua negara tersebut sedang berkonflik, perdagangan dengan Indonesia masih berlangsung normal. Misalnya ekspor batu bara, menurut Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI), belum ada pengiriman yang terganggu.
"Kelihatannya belum berdampak. Sejauh ini kami belum mendengar kabar jika ada pengiriman yang terganggu," kata Ketua APBI Hendra Sinadia kepada kumparan, Sabtu (2/3).
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai bahwa ekspor CPO mungkin terkena dampak jika konflik India dan Pakistan membesar serta berkepanjangan. Apalagi India telah menerapkan bea masuk yang tinggi untuk CPO dari Indonesia. Tapi untuk sementara ini belum ada dampak signifikan.
ADVERTISEMENT
"Kalau CPO sih iya, kemarin kan dibatasin juga impor dari Indonesia," katanya kepada kumparan, Jumat (1/3).
Menurut Josua, yang mesti lebih diwaspadai Indonesia adalah dampak perang dagang China dan Amerika Serikat (AS) ketimbang konflik India-Pakistan.
"Jadi saya lebih khawatir pada pembicaraan AS dan China. Kalau India dan Pakistan enggak terlalu berdampak signifikan," lanjutnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), India adalah negara tujuan ekspor terbesar ke-4 Indonesia setelah China, Amerika Serikat, dan Jepang. Nilai ekspor Indonesia ke India pada 2018 mencapai USD 13,66 miliar, sedangkan nilai impor Indonesia dari India hanya USD 4,9 miliar.
Surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap India di 2018 mencapai USD 8,76 miliar. India adalah penyumbang terbesar surplus bagi neraca perdagangan Indonesia pada tahun lalu. Komoditas ekspor utama Indonesia ke negara tersebut adalah minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan batu bara.
ADVERTISEMENT
Adapun Pakistan tak masuk dalam 10 besar negara tujuan ekspor Indonesia. Tapi Pakistan adalah pasar ekspor yang potensial bagi Indonesia, jumlah penduduknya mencapai lebih dari 200 juta jiwa. Indonesia pub sudah menyepakati Preferential Trade Agreement (PTA) dengan Pakistan untuk meningkatkan hubungan dagang.