Dampak Merebak dari Anjloknya Harga Sawit

27 November 2018 9:50 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tutup Tahun, Bisnis Sawit Tambah Sulit. (Foto: Anggoro Fajar Purnomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tutup Tahun, Bisnis Sawit Tambah Sulit. (Foto: Anggoro Fajar Purnomo/kumparan)
ADVERTISEMENT
Industri minyak kelapa sawit terus tertekan akibat penurunan harga di pasar internasional. Mengutip data Bursa Komoditas dan Derivatif Malaysia, harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk pengiriman Februari 2019 hanya 1.960 ringgit Malaysia per ton atau sekitar USD 460 per ton. Ini merupakan harga terendah sejak 2015. Bahkan Senin kemarin, CPO dijual pada harga USD 420 per ton.
ADVERTISEMENT
Pelemahan harga CPO di pasar dunia dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya perlambatan ekonomi global hingga kenaikan bea masuk produk CPO asal Indonesia di pasar India dan Uni Eropa. Kampanye negatif terhadap produk CPO juga berkontribusi menekan harga.
Situasi ini bisa berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja di sektor perkebunan sawit. Bahkan, kondisi ini bisa menimbulkan ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan dan petani di industri sawit. Dampak lain ialah perlambatan ekspor dan pertumbuhan ekonomi.
Melihat kondisi ini, Presiden Jokowi tak tinggal diam. Jokowi mengeluarkan kebijakan pembebasan sementara untuk biaya pungutan ekspor CPO dan produk turunan kelapa sawit. Solusi lain, Jokowi melobi China dan negara lain untuk membeli produk CPO asal Indonesia. Di dalam negeri, konsumsi B20 akan digenjot untuk menaikkan penyerapan minyak kelapa sawit.
Anjoknya Harga Sawit Bikin Pusing Banyak Orang. (Foto: Anggoro Fajar Purnomo/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Anjoknya Harga Sawit Bikin Pusing Banyak Orang. (Foto: Anggoro Fajar Purnomo/kumparan)
ADVERTISEMENT