Dampak Pelemahan Rupiah, PLN Rugi Rp 6 Triliun

11 Juli 2018 18:15 WIB
Gedung PLN (Foto: wikimapia.org)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung PLN (Foto: wikimapia.org)
ADVERTISEMENT
Komisi VI DPR RI menggelar rapat kerja bersama Direksi PT PLN (Persero) dan Kementerian BUMN untuk membahas usulan Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu, Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengungkapkan, pelemahan rupiah berdampak negatif terhadap kinerja keuangan perseroan. Hingga Juni 2018 lalu, PLN menderita kerugian hingga Rp 6 triliun akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Ada kenaikan biaya Rp 1,3 triliun setiap kenaikan Rp 100 rupiah (penguatan dolar AS) jadi tambahan biaya biaya PLN. Kami estimasi rugi Rp 6 triliun,” katanya di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Jakarta, Rabu (11/7).
Dia menambahkan, kerugian sebesar Rp 6 triliun itu belum termasuk kerugian yang diakibatkan oleh inflasi hingga faktor harga Bahan Bakar Minyak (BBM). PLN hingga kini terus menghitung total kerugian yang disebabkan berbagai faktor itu.
“Belum termasuk adanya kenaikan BBM, inflasi. Ini di luar perkiraan kami,” tegas Sofyan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengaku, meski menderita kerugian akibat fluktuasi kurs rupiah, namun laba operasi perseroan masih untung. Di bulan ini, dia optimistis kurs rupiah terhadap dolar AS lebih baik.
“Lebih bagus ini, kursnya enggak seperti itu. Kalau you mau tanya betul, setelah diaudit saja. Karena itu angka yang sebetulnya masih kita kumpulkan,” ucapnya.
Menurut dia, kerugian yang diderita PLN akibat fluktuasi kurs rupiah disebabkan beberapa pos pengeluaran PLN dibayar dalam bentuk dolar AS. Semakin rupiah melemah, semakin besar pula pengeluaran perseroan.