Dampak yang Paling Dikhawatirkan Sandiaga Uno dari Pelemahan Rupiah

6 September 2018 10:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mata uang Dolar. (Foto: AFP/Romeo Gacad)
ADVERTISEMENT
Pelemahan nilai tukar rupiah hingga mendekati kisaran Rp 15.000 per dolar AS, berdampak terhadap dunia usaha dan kehidupan masyarakat, mengingat masih banyak kebutuhan diimpor dan dibayar dengan dolar AS.
ADVERTISEMENT
Pengusaha yang saat ini berkiprah di politik, Sandiaga Uno, berbagi kiat bagi pengusaha dan masyarakat umum, dalam menghadapi gejolak nilai tukar ini. Salah satu yang menjadi perhatiannya, adalah jangan sampai masalah ekonomi ini memicu kenaikan pengangguran.
“Harapan kita satu, lapangan pekerjaan tidak tergerus. Karena kalau terus biaya produksinya naik dalam bentuk dolar, biaya bahan bakunya naik, mereka (pengusaha) akan kurangin produksi dan biasanya akan diikuti pengurangan pegawai,” katanya melalui rekaman video di akun twitter pribadinya, @sandiuno.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Perdagangan, dunia usaha Indonesia masih punya ketergantungan tinggi terhadap impor. Dari total impor nasional, sekitar 70 persen merupakan bahan baku, 20 persen barang modal, hanya sekitar 10 persen yang merupakan produk konsumsi.
Sandiaga Uno di Taman Menteng, Minggu (2/9/18). (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno di Taman Menteng, Minggu (2/9/18). (Foto: Reki Febrian/kumparan)
Dengan nilai tukar rupiah yang melemah 9,7 persen sepanjang 2018 ini, otomatis biaya operasional dan produksi yang tergantung pada impor, akan melonjak.
ADVERTISEMENT
Menurut Sandi, pada akhirnya kenaikan itu akan dikompensasikan pada harga jual produk yang menjadi lebih mahal. “Ini akan meningkatkan harga barang-barang. Harga bahan pokok yang masih impor juga. Untuk itu pemerintah perlu tingkatkan kewaspadaan. Urgensinya kewaspadaan ini,” ujar Sandi.
Sementara itu, dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat terhadap rupiah. Meski demikian, posisi dolar AS kian menjauh dari level Rp 15.000.
Mengutip data perdaganga Reuters, Kamis (6/9), dolar AS dibuka di Rp 14.850. Dolar AS terus naik hingga menyentuh posisi tertingginya pagi ini di Rp 14.880.