news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dapat 2 Blok Terminasi 2019, Pertamina Kuasai 40% Produksi Migas RI

11 Mei 2018 21:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plt Dirut Pertamina Nicke Widyawati. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Plt Dirut Pertamina Nicke Widyawati. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hari ini mengumumkan keputusan terkait pengelolaan 4 Wilayah Kerja (WK) minyak dan gas (migas) yang kontrak kerja samanya akan berakhir atau terminasi pada tahun 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Empat WK tersebut adalah WK Jambi Merang, WK Raja/Pendopo, WK Seram-Non Bula, dan WK Bula.
Dari 4 WK, yang terminasi Pertamina mendapatkan dua WK, yaitu Jambi Merang dan Raja/Pendopo. Pada kedua WK itu, Pertamina merupakan kontraktor eksisting.
Plt Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, dengan bertambahnya WK milik Pertamina, produksi migas milik BUMN perminyakan ini pun bertambah menjadi 40% dari produksi migas nasional, termasuk Blok Mahakam dan 8 WK terminasi 2018. Mengutip laman resmi ESDM, saat ini total produksi migas nasional sebesar 776 ribu barel per hari.
Cadangan migas ditemukan di Nunukan oleh Pertamina (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Cadangan migas ditemukan di Nunukan oleh Pertamina (Foto: Istimewa)
“Dengan adanya tambahan dua WK ini, jumlah produksi kita jadi 40% dari produksi nasional,” kata Nicke di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (11/5).
ADVERTISEMENT
Pada kedua WK terminasi 2019 ini yang akan diperpanjang Pertamina hingga 20 tahun ke depan, Nicke menghitung, tambahan pendapatan yang akan diperoleh Pertamina tersebut mencapai USD 24 miliar.
Direktur Hulu Pertamina, Syamsu Alam mengatakan, saat ini, produksi minyak bumi perseroan pada periode Januari hingga April 2018 mencapai 385 ribu barel per hari. Sedangkan produksi gas bumi Pertamina mencapai 3,10 BCF (Billion Cubic Feet).
Angka ini mengalami kenaikan sebesar 10 hingga 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu lantaran terdongkrak oleh tambahan produksi dari Blok Mahakam. “Salah satunya terutama dari gas,” kata Syamsu.