Darmin: BI Harus Memilih, Tahan Suku Bunga atau Stabilkan Rupiah
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Mengutip data perdagangan Reuters, Senin (7/5), saat ini dolar AS bertengger di posisi tertingginya di Rp 13.995. Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di posisi Rp 13.956.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, kurs rupiah terus berfluktuasi. Dia pun berharap rupiah tak akan bertahan lama bertengger di posisi Rp 14.000.
"Rupiah masih bergerak dan itu sama dengan negara lain, enggak sendirian. Jangan dikira sebagai suatu yang aneh. Ya memang hari ini sampai Rp 14.000, tapi mestinya tidak berarti akan bertahan di angka itu," ujar Darmin di kantornya, Senin (7/5).
Dia pun optimistis Bank Indonesia (BI) akan terus menjaga nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamanetalnya. "Dan BI saya kira akan melakukan langkah-langkah walaupun BI menunggu rapat RDG (Rapat Dewan Gubernur) bulanan," katanya.
ADVERTISEMENT
Dalam situasi kurs rupiah yang terus berfluktuasi seperti saat ini, menurut mantan Gubernur BI itu, bank sentral harus memilih satu kebijakan, mempertahankan suku bunga acuan atau menjaga kurs. Dengan mempertahankan suku bunga, rupiah akan tertekan, tapi sebaliknya jika suku bungan dinaikkan, nilai tukar rupiah bisa menguat karena suku bunga BI dinilai lebih menarik.
"Mau mempertahankan tingkat bunga atau mempertahankan kurs. Ya tidak bisa dua-duanya. Kecuali situasi tenang atau kondusif," jelasnya.
Sebelumnya, calon Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, nantinya bank sentral akan melakukan kebijakan menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Padahal selama ini BI selalu menjaga stabilitas perekonomian.