Darmin: Bulog Harus Banyak Beli Gabah, Bukan Beras

25 April 2019 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja mendata jumlah karung beras untuk Rakyat Sejahtera (Rastra) di gudang Perum Bulog Subdivisi Regional. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja mendata jumlah karung beras untuk Rakyat Sejahtera (Rastra) di gudang Perum Bulog Subdivisi Regional. Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
ADVERTISEMENT
Pemerintah meminta Perum Bulog untuk mengubah strategi bisnisnya yaitu lebih banyak membeli gabah petani dibandingkan beras. Cara ini lebih efisien karena dapat menghemat anggaran pengeluaran Bulog.
ADVERTISEMENT
"Bulog bisa makin lama makin beli gabah bukan beras. Kalau terpaksa beras ya silahkan saja karena petani itu tidak menghasilkan beras tapi gabah," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution usai rakor pangan di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (25/4).
Untuk itu, Darmin meminta gudang-gudang yang dimiliki Bulog dilengkapi dryer atau mesin pengering. Bulog tidak harus membeli dryer karena bisa dikerjasamakan dengan para pemilik penggiling padi.
Pekerja memindahkan beras medium untuk kebutuhan operasi pasar awal tahun 2019 di gudang Perum Bulog. Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
"Sehingga kita minta betul Bulog mulai review gudang dengan fasilitas lain bisa dryer, bisa kerja sama dengan penggilingan kecil yang punya dryer," sebutnya.
Darmin bilang, stok beras yang dimiliki Bulog saat ini cukup banyak yaitu 1,97 juta ton atau nyaris 2 juta ton. Meskipun memiliki jumlah beras yang cukup banyak, Darmin meminta Bulog harus menyerap gabah atau beras petani tahun ini maksimal 1,8 juta ton.
ADVERTISEMENT
"Sama pembelian kita minta Bulog konsisten membeli sampai 1,8 juta ton selama tahun ini," sebutnya.
Sebagai catatan, beras yang dimiliki Bulog saat ini didominasi oleh beras impor yang didatangkan tahun lalu. Sementara itu, untuk membeli beras petani tahun ini sebanyak 1,8 juta ton, Bulog sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 15 triliun.