Darmin: Eksportir Tak Perlu Khawatir Rupiah Menguat

13 September 2019 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Dolar-Rupiah Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dolar-Rupiah Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Pemerintah meminta eksportir tak perlu khawatir dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Level nilai tukar rupiah saat ini dinilai masih kompetitif.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Reuters hari ini pukul 13.25 WIB, kurs berada di level Rp 13.909 per dolar AS, relatif stabil dibandingkan pembukaan tadi di level Rp 13.905 per dolar AS.
Kurs rupiah tersebut menguat dibandingkan pembukaan perdagangan pada Kamis (12/9) di level Rp 14.029 per dolar AS.
"Ya arahnya memang begitu. Belum apa-apa udah khawatir," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Jumat (13/9).
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu melanjutkan, penguatan rupiah baru bisa dikatakan mengkhawatirkan jika mencapai level Rp 13.300-13.400 per dolar AS. Level ini lah yang terjadi di Tanah Air pada Januari 2018.
"Kita itu kan awal 2018 kurs itu Rp 13.400-13.500, masa sekarang Rp 14.000 atau dekat-dekat Rp 13.900 udah khawatir? Kalau sudah Rp 13.400 atau Rp 13.300 boleh khawatir," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Nanang Hendarsah mengatakan, rupiah masih memiliki ruang penguatan lebih lanjut karena kondisi global dan domestik.
"Mempertimbangkan perspektif global dan domestik, rupiah memiliki ruang untuk berlanjut menguat,” ujar Nanang kepada kumparan.
Adapun sentimen positif penguatan rupiah dari sisi global, berasal dari adanya diskusi antara pejabat AS dan China untuk melakukan kesepakatan dagang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution hadiri rakor pembahasan harga tiket pesawat. Foto: Zaki/Humas Kemenko Perekonomian
Tak hanya itu, keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga deposito menjadi -0,5 persen dan rencana memborong surat utang Uni Eropa sebesar 20 miliar euro mulai November mendatang, membuat mata uang negara berkembang menguat.
"Sentimen risk on juga mendorong nilai tukar dolar AS terkoreksi melemah, sementara nilai tukar major currencies dan emerging market currencies menguat," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk faktor domestik, Nanang mengatakan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar didukung oleh pasar valas domestik yang semakin solid.
"Kami berterimakasih kepada para dealer treasury perbankan yang telah membuat transaksi valas sangat aktif, dengan banyak memasok valas ke pasar sehingga rupiah menguat," tambahnya.