news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Darmin: Jika B20 Diterapkan, Neraca Dagang RI Tak Lagi Defisit

2 Agustus 2018 15:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga memeras minyak dari kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO / Sia KAMBOU)
zoom-in-whitePerbesar
Warga memeras minyak dari kelapa sawit (Foto: AFP PHOTO / Sia KAMBOU)
ADVERTISEMENT
Perluasan penerapan penggunaan Biodiesel 20 persen atau B20 menjadi salah satu langkah yang dilakukan pemerintah untuk menekan defisit neraca perdagangan. Sebab, impor minyak ditargetkan bisa diturunkan dengan kebijakan tersebut.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, defisit migas selama semester I 2018 cukup tinggi, mencapai USD 5,4 miliar. Dia pun memproyeksi jika Biodiesel 20 persen telah diterapkan, maka hingga akhir tahun neraca dagang bisa mengalami surplus.
"Sekarang defisit migas kira-kira USD 5,4 miliar satu semester. Nonmigas surplus tapi hanya USD 4,4 miliar, begitu digabung hasilnya defisit. Kami percaya begitu laksanakan B20, sampai akhir tahun secara total tidak defisit lagi, ditambah dengan kegiatan pariwisata," kata Darmin di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis (2/8).
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu melanjutkan, sebenarnya saat ini B20 sudah diterpakan untuk solar bersubsidi. Ke depan, solar nonsubsidi juga akan diwajibkan menggunakan B20.
"Tadinya B20 sudah berlaku, Anda kalau isi diesel di SPBU itu B20. Tapi itu baru berlaku untuk mobil, ke depan segera berlaku untuk kereta api, kapal laut, alat tambang, dan sebagainya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, sebelumnya mengatakan jika B20 diterapkan, Indonesia bisa menghemat impor migas hingga Rp 50 triliun.
"Yang non-PSO dihitung per September, dengan tambahan PSO November, Desember itu 700 ribu ton. Jadi totalnya 4 juta kl, penghematannya kira-kira Rp50 triliun atau USD 3,4 miliar," jelasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia selama Juni 2018 mencatat surplus sebesar USD 1,74 miliar. Secara tahunan, baik ekspor maupun impor, masih mengalami kenaikan, yaitu masing-masing sebesar 4,67 persen year on year (yoy) dan 12,66% persen (yoy).