Darmin: Krisis Argentina Ikut Memicu Pelemahan Rupiah

31 Agustus 2018 17:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Dolar-Rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dolar-Rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
ADVERTISEMENT
Rupiah terus tertekan terhadap pergerakan dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hari ini sempat mencapai titik tertinggi yaitu di Rp 14.884. Kondisi sekarang, dolar AS mulai menjinak dengan berada di Rp 14.799.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pelemahan rupiah tersebut utamanya didorong oleh permasalahan Argentina. Ini memberikan tekanan yang cukup dalam pada rupiah.
"Itu karena ada permasalahan negara lain, di Argentina. Semua negara di kawasan ini mengalami, dan memang ada unsur agak surprise juga urusan Argentina ini," ujar Darmin di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (31/8).
Ilustrasi Dolar-Rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dolar-Rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu menjelaskan, Argentina meminta pinjaman sebesar USD 50 miliar ke Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mengatasi krisis ekonomi. Namun, dana asing yang keluar (capital outflow) di Argentina semakin membesar dan menjadi masalah bagi stabilitas mata uang peso.
"Makanya dia naikkan bunga acuan sampai 60 persen, itu sudah tingkat yang luar biasa, sehingga kalau sudah gitu biasanya pasar jitter (panik)," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kepanikan pasar di Argentina tersebut, juga berdampak pada negara di kawasan lain, termasuk Indonesia. Namun, sentimen itu hanya berdampak kecil lantaran hubungan Indonesia dan Argentina yang tak begitu dekat.
"Sama seperti Turki, hanya sentimen ke pasar bahkan lebih sedikit lagi, karena dengan Amerika Latin kita hubungannya sedikit sekali," tambahnya.