Darmin: Nasib Petani Karet Lebih Sengsara dari Sawit

9 Mei 2018 10:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Launching penanaman peremajaan kebun kelapa sawit (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Launching penanaman peremajaan kebun kelapa sawit (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menghadiri acara launching penanaman perdana program peremajaan kebun kelapa sawit rakyat di Desa Pelita, Kecamatan Bagan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Acara tersebut juga dihadiri Presiden Joko Widodo dan Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan tersebut, Darmin mengungkapkan bahwa nasib petani kelapa sawit di Indonesia jauh lebih baik daripada petani karet. Petani sawit kini diberikan berbagai kemudahan pembiayaan terutama setelah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) terbentuk. Sedangkan nasib petani karet kini tak menentu karena harga karet mentah internasional turun tajam.
"Jadi jangan khawatir, pemerintah memang sangat sungguh-sungguh untuk membantu para petani kali ini petani kelapa sawit. Mudah- mudahan Pak Dirjen Perkebunan (Kementerian Pertanian) siap untuk (menolong) petani karet yang nasibnya lebih sengsara daripada kelapa sawit," ungkap Darmin, Rabu (9/5).
Darmin menambahkan pemerintah memberikan perhatian penuh kepada petani sawit saat ini mengingat sawit merupakan komoditas utama ekspor Indonesia. Ekspor minyak sawit Indonesia sepanjang tahun 2017 tercatat sebesar 31,05 juta ton, naik 23% dibandingkan capaian 2016 sebesar 25,11 juta ton. Sedangkan sumbangan devisa yang didapat Indonesia dari ekspor kelapa sawit adalah USD 22,97 miliar di 2017 atau naik 26% dibandingkan 2016 yang hanya USD 18,22 miliar.
Launching penanaman peremajaan kebun kelapa sawit (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Launching penanaman peremajaan kebun kelapa sawit (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
"Pemerintah membantu untuk menebang pohon yang tua, membersihkan lahan, mengurus surat-suratnya dan menanaminya, menyediakan bibitnya dan menanaminya. Itu adalah bantuan dari rakyat untuk rakyat," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Untuk meningkatkan produksi sawit, menurut Darmin, pemerintah juga telah memiliki program peremajaan kebun kelapa sawit (replanting). BPDP-KS menargetkan bisa meremajakan 185 ribu hektare pada tahun ini dengan anggaran sebesar Rp 4,6 triliun. Adapun serapan penggunaan anggaran sampai kuartal I 2018 untuk program replanting adalah sekitar Rp 150 miliar.
Sebagai catatan, BPDP-KS sudah mengumpulkan dana pungutan sebesar Rp 3 triliun sampai dengan kuartal I 2018. Target dana yang dihimpun pada tahun ini mencapai Rp 10,5 triliun. Sementara itu, realisasi dana pungutan sawit yang terkumpul sepanjang 2017 mencapai Rp 14 triliun.
"Dengan adanya dana dari BPDP sebesar Rp 25 juta per hektare seperti menyediakan bibit, membersihkan dan menebang pohon yang tua kemudian menanam serta pengurusan surat-surat itu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga telah menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah hanya 7% bagi petani sawit. Diharapkan dengan berbagai fasilitas pembiayaan yang diberikan, produksi sawit Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahunnya.
"Kalau Anda kebunnya hanya produksinya 8 sampai 10 ton per hektare yang umurnya 15 tahun ya tebang saja, lebih baik diganti dengan yang baru. Setelah itu akan dibantu dengan kredit usaha rakyat (KUR) bunganya 7%. Sekarang semua disalurkan melalui bank tidak melalui perantara-perantara," jelasnya.