Darmin Pede Kurs Rupiah Bisa Balik ke Rp 13.000

30 November 2018 14:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Darmin Nasution di acara penghargaan penyaluran KUR (Foto: Dok: Humas Kemenko Perekonomian)
zoom-in-whitePerbesar
Darmin Nasution di acara penghargaan penyaluran KUR (Foto: Dok: Humas Kemenko Perekonomian)
ADVERTISEMENT
Pemerintah optimistis nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa kembali ke level Rp 13.000. Hal ini didorong oleh berbagai sentimen positif domestik maupun global.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, rupiah sangat berpeluang untuk kembali tembus ke level Rp 13.000 per dolar AS. Ini akan teralisasi jika pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden China Xi Jinping membawa hasil yang positif bagi perdagangan global.
"Trump ketemu Xi, walaupun enggak hebat benar tetapi ada peredaan. Kita masih punya ruang untuk penguatan rupiah. Masih bisa tembus ke arah Rp 13.000, punya, kita masih punya ruang itu," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (30/11).
Selain itu, adanya angin segar dari pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell juga diprediksi memberikan penguatan terhadap rupiah.
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu menilai, sentimen positif dari global tersebut terus dimanfaatkan pemerintah untuk mendorong investasi masuk. Pemanfaatan momentum positif ini digunakan untuk mendorong transaksi modal dan finansial, demi menekan laju defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
Mata uang rupiah menguat pada bulan November 2018. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Mata uang rupiah menguat pada bulan November 2018. (Foto: Reuters)
"Kalau rupiah menguat, kemudian modal mulai masuk, sudah masuk sebenarnya, atau lebih besar lagi masuknya, sehingga transaksi modal dan finansial bisa mengimbangi defisit transaksi berjalan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Darmin tak bisa memastikan kapan nilai tukar rupiah itu bisa kembali ke level Rp 13.000 per dolar AS. Sebab, pertemuan antara Donald Trump dan Xi Jinping baru akan dijadwalkan hari ini di KTT G20 Argentina, hasil pertemuan ini pun belum bisa diproyeksi akan membawa dampak positif atau sebaliknya bagi perdagangan global.
"Kalau Trump enggak ketemu Xi Jinping, atau ketemu tapi tidak ada kesepakatan untuk meredakan perang dagang, ya pasti ada tekanan lagi (rupiah). Walaupun dengan keadaan sekarang, kita mungkin tertekannya tidak seperti awal-awal lagi," kata Darmin.
"Saya bilang ada ruang (kurs Rp 13.000 per dolar AS), saya enggak bilang kapan. Kita masih punya ruang untuk itu," tambahnya.
ADVERTISEMENT