Darmin: Perang Dagang AS-China Bikin Neraca Perdagangan RI Tekor

15 Februari 2019 15:02 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
ADVERTISEMENT
Neraca perdagangan RI di Januari 2019 mengalami defisit USD 1,16 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi ekspor Indonesia pada Januari 2019 mencapai USD 13,87 miliar dan impor USD 15,03 miliar.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan hal ini disebabkan karena perang dagang antara AS-China. Sebab, Darmin menyatakan ekspor Indonesia ke China turun signifikan walaupun tak menyebutkan angkanya.
Menurutnya, China adalah negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Setelah China disusul oleh Amerika Serikat (AS). Namun perang dagang membuat pertumbuhan ekonomi kedua negara melambat. Di sisi lain, Indonesia tidak bisa dengan cepat mencari alternatif negara tujuan ekspor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (kanan). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
"China itu termasuk Amerika itu pertumbuhan ekonominya maupun perdagangannya turun. Jadi kita terpengaruh langsung dengan perang dagang itu, sementara untuk mencari alternatifnya kelihatannya lebih lambat," kata Darmin di kantornya, Jumat (15/2).
Sementara itu, Indonesia disebut cenderung lambat dalam menyesuaikan diri terhadap gejolak yang terjadi di dunia.
ADVERTISEMENT
"Ini karena perkembangan dunianya cepat sekali sehingga adjustment-nya lebih lambat ya. Ekspor kita menurun banyak ke China padahal dia nomor 1 (negara tujuan ekspor)," katanya.
Sebagai informasi, dalam rilis BPS, ekspor Januari 2019 tercatat turun 3,24 persen (month on month) dengan nilai USD 13,24 miliar. Secara tahunan atau year on year, ekspor Januari 2019 turun 4,70 persen dibandingkan Januari 2018.