Darmin Prediksi Neraca Dagang RI Bakal Kembali Defisit di Juni 2018

6 Juli 2018 14:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Neraca Perdagangan (Foto: pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Neraca Perdagangan (Foto: pixabay)
ADVERTISEMENT
Neraca perdagangan Indonesia selama ini hanya sekali mencatatkan surplus yakni pada Maret 2018, selebihnya defisit. Neraca dagang yang defisit tersebut juga dapat memperlebar defisit transaksi berjalan dan tekanan terhadap rupiah.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bahkan melihat, neraca perdagangan selama Juni lalu belum bisa mencatatkan surplus. Namun, dia berharap neraca dagang bisa kembali surplus dalam waktu yang tak lama lagi.
“Saya lihat belum (akan catatkan surplus). Kalau Juni saya belum percaya. Tapi ya, kami ingin jangan terlalu lama,” ujar Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (6/7).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto sebelumnya pernah mengatakan, defisit neraca perdagangan selama tiga bulan berturut-turut perlu menjadi perhatian pemerintah. Sebab hal ini dapat juga menggerus perekonomian.
"Harus jadi perhatian karena tiga bulan berturut-turut neraca perdagangan kita defisit dari Desember 2017. Ini perlu jadi perhatian kita semua. ‎Tentu menjadi warning bagi kita," katanya.
ADVERTISEMENT
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
BPS mencatat, neraca perdagangan bulan Mei 2018 masih mengalami defisit sebesar USD 1,52 miliar. Ini disebabkan nilai impor lebih tinggi sebesar USD 17,64 miliar dibandingkan dengan nilai ekspor yang sebesar USD 16,12 miliar.
Secara keseluruhan, nilai impor Indonesia Mei 2018 mencapai USD 17,64 miliar, naik 9,17% dibanding April 2018. Jika dibandingkan Mei 2017 meningkat 28,12%.
Berdasarkan penggunaan barang, impor bahan baku atau penolong sebesar USD 13,11 miliar, naik 9,02% dibanding April, dan naik 24,55% dibanding Mei 2017. Barang baku dan penolong ini berkontribusi sampai 74% dari total impor Mei 2018.
Kenaikan lebih besar dicatat impor barang konsumsi, yang tercatat mencapai USD 1,73$. Kenaikannya dibanding April 14,88%, sedangkan dibanding Mei 2017 mencapai 34,01%.
ADVERTISEMENT
Impor barang modal pertumbuhannya tak begitu ngebut, menjadi USD 2,81 miliar. Kenaikan bulanannya 6,63%, sedangkan secara tahunannya 43,4%.
Sementara itu, nilai ekspor Indonesia Mei 2018 mencapai USD 16,12 miliar. Kenaikannya 10,9% dibanding ekspor April 2018. Demikian juga dibanding Mei 2017 meningkat 12,47%.
Adapun sektor yang mendukung pertumbuhan ekspor bulan ini adalah masih didominasi oleh non-migas sebesar USD 14,55 miliar, yang tumbuh 9,25% dibanding April 2018. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Mei 2017, naik 11,58%.