Darmin Sebut Penguatan Rupiah Paling Perkasa se-ASEAN

3 Desember 2018 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo (keempat dari kiri) menghadiri acara CEO Networking 2018. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo (keempat dari kiri) menghadiri acara CEO Networking 2018. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menjelang akhir tahun, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. Hal ini dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam acara CEO Networking 2018 di Pacific Place, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Menurut Darmin, ini merupakan penguatan mata uang tercepat di antara emerging market dan negara-negara dengan kapitalisasi pasar modal yang cukup besar seperti ASEAN, India, Brazil, Afrika Selatan dan Turki.
“Saya kira dengan pemberitaan dari kemarin mengenai perang dagang yang mereda, maka akan membuka peluang dengan penguatan rupiah yang terjadi sejak akhir Oktober lalu. Kalau dibanding negara lain di ASEAN maupun negara besar dengan market yang besar, rupiah mengalami pertumbuhan paling cepat,” katanya saat ditemui di acara CEO Networking Pacific Place, Jakarta, Senin (3/12).
Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, nilai tukar pada Jumat (30/11) sebesar Rp 14.339 per dolar AS. Nilai tukar ini yang terkuat sejak Juli 2018. Pada 10 Juli 2018, nilai tukar Rp 14.326 per dollar AS.
Darmin Nasution di acara penghargaan penyaluran KUR (Foto: Dok: Humas Kemenko Perekonomian)
zoom-in-whitePerbesar
Darmin Nasution di acara penghargaan penyaluran KUR (Foto: Dok: Humas Kemenko Perekonomian)
Menurut Darmin, pertemuan antara Negara AS dan China untuk mengatasi perang dagang juga akan semakin menjaga penguatan rupiah hingga akhir tahun. Ditambah persepsi terhadap ekonomi domestik semakin baik yang membuat pergerakan pasar keuangan dan pasar modal makin positif.
ADVERTISEMENT
“Ini ditunjukkan dengan tingkat inflasi yang lebih baik dari tahun lalu. Kalau tahun lalu masih berkisar di 3,5 persen, akhir tahun ini saya perkirakan akan mencapai kurang dari 3 persen,” tambahnya lagi.
Darmin berharap, sentimen negatif dari perang ketidakpastian perang dagang AS dan China bisa terus mereda. Dengan begitu, penguatan rupiah akan terus terjaga hingga akhir tahun.
“Jika AS dan China sepakat menurunkan perang dagang, maka rupiah akan positif terus menguat. Kemarin kedua negara sepakat bertemu untuk mengurangi tensi perang dagang, kita harapkan ini bisa menumbuhkan ekonomi,” tutupnya.