Darmin: Sektor Riil Syariah di Indonesia Masih Berjalan Lambat

11 Desember 2018 21:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Darmin Nasution di acara pembukaan ISEF 2018. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Darmin Nasution di acara pembukaan ISEF 2018. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pangsa pasar keuangan syariah saat ini berada pada kisaran 8 persen, sudah lebih baik bila dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya yang hanya di kisaran 5 persen. Angka ini dinilai masih terlalu kecil.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, sebenarnya kendala dari masih rendahnya pangsa syariah di Indonesia lantaran sektor riil syariah yang juga melambat. Padahal, sektor perbankan dan pembiayaan syariah saat ini sudah berkembang.
"Kendalanya bukan di pembiayaan itu sendiri, karena perbankan kita sebenarnya cukup siap membuka dan mengembangkan pembiayaan syariah. Yang justru lebih lambat berkembangnya adalah sektor riilnya syariah itu sendiri," ujar Darmin saat membuka acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018 di Grand City Surabaya, Jawa Timur, Selasa (11/12).
Dia mencontohkan, dengan adanya sertifikasi halal dapat mendorong perkembangan restoran, sektor pariwisata, hingga pertanian. Hal ini juga menurutnya yang perlu didorong dengan kerja sama berbagai pihak.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018. (Foto: Dok.Departemen Komunikasi BI)
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2018. (Foto: Dok.Departemen Komunikasi BI)
"Coba saja lihat saudara kita buka resto halal, memang sudah halal. Begitu juga kegiatan yang lain, memang sudah halal dari sananya. Tapi dengan ini bisa menarik kegiatan dan keuangan syariah kita," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sebelumnya meyakini, pangsa pasar keuangan syariah dapat mencapai double digit yakni 20 persen dari total aset keuangan nasional dalam tempo lima tahun ke depan (2023). Namun, sampai saat ini, pangsa aset keuangan syariah di Indonesia masih jauh dari cita-cita tersebut.
Adapun aset keuangan syariah Indonesia memang tercatat mengalami kenaikan, dari USD 47,6 juta pada 2016 menjadi USD 81,8 juta per tahun 2017 atau meningkat dari peringkat 9 menjadi peringkat ke 7 dunia. Namun pangsa pasarnya baru 8,4 persen terhadap keuangan secara nasional.
“Inginnya 5 tahun yang akan datang keuangan syariah pangsanya secara keseluruhan bisa 20 persen. Itu bukan perbankan saja, tapi pasar modal, pembiayaan, maupun keuangan sosial seperti wakaf dan zakat yang kita kembangkan,” jelas Perry.
ADVERTISEMENT