Darmin soal Daya Saing RI Turun: Negara Lain Lebih Cepat Berubah

10 Oktober 2019 12:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian, Darmin Nasution (tengah) mengunjungi Kampus ITB Bandung terkait temuan katalis green fuel berbasis sawit oleh ITB Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian, Darmin Nasution (tengah) mengunjungi Kampus ITB Bandung terkait temuan katalis green fuel berbasis sawit oleh ITB Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
ADVERTISEMENT
Peringkat daya saing Indonesia dalam Global Competitiveness Index 4.0 2019 turun 5 peringkat ke posisi 50 dengan nilai 64,8. Laporan ini disampaikan baru-baru ini oleh World Economic Forum (WEF).
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan penurunan tersebut terjadi karena negara lain lebih cepat larinya. Menurut dia, banyak negara lain yang lebih berhasil memperbaiki iklim investasi mereka.
"Ya dari sana penyebabnya pasti karena orang lain yang perbaiki lebih cepat iklim usaha dan lainnya," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (10/9).
Meski begitu, kata dia, pemerintah tengah menyiapkan perubahan cukup besar untuk memperbaiki hal ini. Perubahan tersebut akan disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pemerintahan baru nanti.
Salah satu pekerjaan rumah yang lagi dituntaskan adalah aturan mengenai Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Kata dia, IMB selama ini menjadi barang yang susah didapatkan.
"Sekarang kita tuntaskan dulu. Mudah-mudahan dalam waktu beberapa hari ini sudah tuntas. Walaupun tidak berarti pekerjaan rumahnya selesai. Misalnya soal IMB. Ini barang susah dapatnya karena keputusannya diambil dalam rapat. Ke depan kita mau ubah bahwa bangunan ada standarnya. Itu yang kita buat saat ini," lanjutnya.
Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Rosan P. Roeslani di Grand Sahid Jaya, Selasa (16/7). Foto: Elsa Olivia Touran/kumparan
Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani mengatakan peringkat tersebut turun karena negara lain lebih cepat lari dalam mereformasi aturan mereka. Sementara di Indonesia, penurunan daya saing karena masalah produktivitas yang berhubungan dengan kualitas sumber daya manusia.
ADVERTISEMENT
"Dan ini udah sebenarnya sudah di-address oleh pemerintah bahwa pembangunan human capital dan SDM jadi pekerjaan rumah kita utama. Ini akan jadi prioritas presiden dalam lima tahun ke depan sehingga produktivitas akan meningkat dan daya saing lebih baik," jelas dia.
Kata dia, peningkatan ini tidak bisa dilakukan sendiri tapi pemerintah dan pelaku usaha harus bekerja sama. Karenanya sejak 2015, Indonesia sudah bekerja sama dengan Kadin Jerman untuk peningkatan SDM dengan berbagai program vokasi.