Darmin Soal Dolar AS Rp 15.100: Heran Kita, Ekonomi AS Memang Bagus

5 Oktober 2018 10:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator, Perekonomian, Darmin Nasution. (Foto: Nicha Muslimawati/kumaparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator, Perekonomian, Darmin Nasution. (Foto: Nicha Muslimawati/kumaparan)
ADVERTISEMENT
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah, bahkan kurs saat ini mencapai level baru Rp 15.100 per dolar AS. Berdasarkan data Reuters pagi ini, dolar AS mencapai Rp 15.180, melemah dibandingkan kemarin Rp 15.165.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dolar AS menguat lantaran ekonomi AS yang terus membaik. Selain itu juga ada faktor perang dagang yang terus terjadi antara AS dan mitra dagangnya.
"Ekonomi Amerika entah bagaimana itu, memang bagus. Heran kita. Jadi ekonomi AS memang bagus," ujar Darmin usai meeting pagi di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Jumat (5/10).
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu bahkan menyebut, perang dagang antara AS dan mitra dagangnya tak bisa lagi dicegah. Sehingga situasi ketidakstabilan global tersebut akan terus berlangsung hingga melebihi kuartal I 2019.
"Jadi situasi ini, ketidakstabilan global enggak bisa dihindari. Itu akan jalan terus. Malah kalau tadinya dibilang, ya paling kuartal I tahun depan, kayaknya enggak," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran uang di kawasan Kwitang. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kasir menghitung mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran uang di kawasan Kwitang. (Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Darmin mengatakan, situasi perang dagang semakin rumit. Pemerintah telah melakukan antisipasi ketidakpastian tersebut, mulai dari kenaikan tarif pajak 1.147 komoditas impor, penerapan biodiesel 20 persen (B20), hingga rencana insentif pengurangan pajak bunga atas deposito atau tabungan dari devisa hasil ekspor.
Selain kebijakan itu, pemerintah juga tengah menyiapkan kebijakan jangka panjang untuk mengantisipasi ketidakpastian global. Namun, Darmin masih enggan menjelaskan lebih lanjut kebijakan jangka menengah panjang itu.
"Jadi sudah makin ruwet gitu. Sehingga, yang perlu kita lihat kalau midterm election yang November ini selesai, apa Trump masih begitu? Nah itu kita belum tahu. Kita harus menyiapkan langkah jangka menengah. Tidak lagi sekadar jangka pendek. Apa saja itu, ya tunggu saja nanti kami akan jelaskan," katanya.
ADVERTISEMENT