Darmin Soal Impor Gula RI Terbesar: untuk Penuhi Kebutuhan Industri

9 Januari 2019 14:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Foto:  Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Darmin Nasution. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah mengklaim impor gula yang dilakukan sepanjang tahun lalu untuk memenuhi kebutuhan industri.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, impor tersebut hanya untuk gula industri, bukan konsumsi. Impor gula industri juga dilakukan pemerintah lantaran Indonesia belum mampu memenuhi permintaan pasar.
"Itu gula industri loh, kita tidak mengimpor gula konsumsi. Tahun ini kita belum ada sama sekali, belum impor. Tahun lalu, gula industri iya," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Rabu (9/1).
Selain itu, gula industri asal domestik juga dinilai belum memiliki kualitas yang diperlukan industri. "Itu banyak (alasan impor) selain jumlah, tapi ada kualitas. (Soal produksi) ya, Menteri Pertanian lah tanya," kata dia.
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu menambahkan, pengajuan impor diputuskan melalui rapat koordinasi. Khusus gula industri, diajukan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dengan melihat kebutuhan pasar.
ADVERTISEMENT
"Itu impor gula melalui perindustrian. Rekomendasinya dia," tandasnya.
Satuan Tugas Ketahanan Pangan Sulawesi Selatan memeriksa garis polisi yang terpasang di tumpukan gula rafinasi ilegal milik UD Benteng Baru, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (22/5).  (Foto: ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)
zoom-in-whitePerbesar
Satuan Tugas Ketahanan Pangan Sulawesi Selatan memeriksa garis polisi yang terpasang di tumpukan gula rafinasi ilegal milik UD Benteng Baru, Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (22/5). (Foto: ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)
Sebelumnya, Darmin mengatakan, pemerintah berencana melakukan impor gula dan garam untuk industri tahun ini. Kebutuhan impor masing-masing komoditas ini sebanyak 2,7 juta ton dan 2,8 juta ton.
"Kalau gula industrinya, itu juga masih tetap harus ada data stoknya ada di mana saja. Artinya angkanya mengarah ke situ, tapi dipastikan nanti sebelum impor gula," tambahnya.
Sebelumya, Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri melalui akun resmi twitternya menyoroti soal keputusan impor gula yang ditetapkan pemerintah jelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini. Berdasarkan data Statista, Indonesia disebut sebagai negara pengimpor gula terbesar dunia periode 2017-2018 dengan volume sebesar 4,45 juta ton.
Selain Indonesia, China tercatat sebagai negara pengimpor gula terbesar kedua dengan volume 4,2 juta ton diikuti Amerika Serikat di posisi ketiga dengan volume impor 3,11 juta ton.
ADVERTISEMENT
Adapun tujuh negara lain yang juga tercatat sebagai pengimpor gula terbesar dunia versi Statista rata-rata memiliki volume impor di bawah 3 juta ton. Ketujuh negara itu adalah Uni Emirate Arab, Bangladesh, Algeria, Malaysia, Nigeria, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Dengan besarnya volume gula Indonesia, Faisal meminta pemerintah mewaspadai praktik pemburu rente yang dikhawatirkan dapat memperburuk defisit neraca perdagangan.
"Menjelang Pemilu, tiba-tiba Indonesia menjadi pengimpor gula terbesar di dunia. Praktik rente yang gila-gilaan seperti ini berkontribusi memperburuk defisit neraca perdagangan," tulis Faisal Basri di akun twitter pribadinya, Rabu (9/1).