Daya Beli Masyarakat Masih Stagnan di Januari 2018

2 Februari 2018 10:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Belanja Fashion (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
com-Belanja Fashion (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Angka inflasi inti terus menunjukkan perlambatan sejak tahun lalu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi inti Januari 2018 sebesar 2,69% year on year (yoy), melambat dibanding Desember 2017 yang sebesar 2,95% (yoy).
ADVERTISEMENT
Inflasi inti Januari 2018 juga jauh lebih rendah dibanding inflasi inti Januari 2017 yang sebesar 3,35% (yoy) dan Januari 2016 3,62% (yoy).
Inflasi inti merupakan komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti permintaan-penawaran, nilai tukar, harga komoditi internasional, dan inflasi mitra dagang.
Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih, mengatakan inflasi inti mencerminkan permintaan. Inflasi inti melambat mengindikasikan permintaan yang juga melambat.
Dosen di Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI) ini juga mengatakan, permintaan yang melambat akibat daya beli yang juga masih stagnan, terutama pada golongan masyarakat bawah.
"Permintaan melambat karena daya beli sepertinya masih stagnan ya, terutama konsumen bawah," ujar Lana kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (2/2).
ADVERTISEMENT
Lana memperkirakan perlambatan permintaan bisa saja disebabkan oleh faktor musiman. Selain itu, ada juga beberapa faktor lain, seperti mulai dilaksanakannya pertukaran informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan pada tahun ini.
"Isu perpajakan termasuk, ini membuat masyarakat menahan konsumsi," kata dia.
Meski demikian, adanya beberapa acara besar yang diselenggarakan pada tahun ini diprediksi bisa mendongkrak konsumsi, meski tak signifikan. Lana memperkirakan, konsumsi rumah tangga tahun ini mencapai 5,01% (yoy), sedikit lebih rendah dari target pemerintah yang sebesar 5,1% (yoy).
"Konsumsi rumah tangga tahun ini diperkirakan mencapai 5,01% (yoy)," tambahnya.