Debut Perdana, Saham Perusahaan Penyewaan Helikopter Ini Terbang 70%

27 Maret 2018 10:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pencatatan saham perdana PT Jaya Trishindo Tbk (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pencatatan saham perdana PT Jaya Trishindo Tbk (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Jaya Trishindo Tbk hari ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan resmi menjadi perusahaan publik ke-3 di tahun 2018. Perusahaan yang bergerak sebagai penyedia dan penyewaan helikopter ini melantai di BEI melalui skema Initial Public Offering (IPO).
ADVERTISEMENT
Pada pencatatan perdana, saham perusahaan dengan kode HELI ini langsung melejit 70% atau 77 poin dari harga awal Rp 110 ke Rp 187 sehingga saham perusahaan langsung terkena auto reject.
Auto rejection merupakan penolakan secara otomatis oleh sistem perdagangan efek yang berlaku di bursa terhadap pembelian dan/atau penjualan efek yang melampaui batasan harga yang ditetapkan oleh BEI.
Direktur Utama Jaya Trishindo Edwin Widjaja mengatakan, dengan dicatatkannya saham HELI di pasar modal merupakan langkah yang tepat bagi perusahaan. Sebab, saat ini jasa panyawaan helikopter di Indonesia terus berkembang.
"Saya melihat pencatatan saham kami di bursa cocok dengan strategi perusahaan kita, dan industri saat ini sangat padat modal dan butuh dukungan dan exposure untuk meningkatkan kualitas," kata Edwin saat membuka perdagangan saham perdana di BEI, Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (27/3).
ADVERTISEMENT
Pencatatan saham perdana PT Jaya Trishindo Tbk (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pencatatan saham perdana PT Jaya Trishindo Tbk (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
HELI merupakan perusahaan di sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pertama yang melantai di pasar modal. Hal ini disambut baik oleh Direktur Utama BEI Tito Sulistio.
"Ini merupakan UKM pertama yang melantai di BEI. Melantai di Bursa ini menjadi konsep dan promosi yang bagus bagi perusahaan. Saya percaya bahwa perusahaan ini unik dan dapat berkembang di BEI," jelasnya.
Dalam aksi korporasinya ini, perusahaan melepaskan sahamnya sebanyak 250 juta lembar saham atau sekitar 30,53% dari modal disetor penuh. Adapun per saham dibanderol Rp 110, sehingga perusahaan meraih dana segar sekitar Rp 27,5 miliar.
Menurut Edwin, dana yang diraih dari pasar modal ini seluruhnya akan digunakan untuk peningkatan modal entitas anak perusahaan yaitu PT Komala Indonesia. Nantinya akan digunakan untuk penambahan unit helikopter untuk memenuhi permintaan pasar dan pembangunan fasilitas pemeliharaan untuk meningkatkan efisiensi biaya pemeliharaan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perusahaan juga secara bersamaan menerbitkan 125.000.000 waran seri 1 di mana setiap pemegang 2 saham baru Perseroan berhak mendapat 1 waran seri 1 secara cuma-cuma, setiap 1 waran seri 1 memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dengan harga Rp 400.
Pencatatan saham perdana PT Jaya Trishindo Tbk (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pencatatan saham perdana PT Jaya Trishindo Tbk (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Aturan auto reject berlaku jika harga saham naik atau turun secara drastis dalam rentang waktu tertentu.
Untuk rentang harga saham Rp 50-Rp 200, naik atau turun hingga lebih dari 35% dalam sehari. Sementara rentang harga saham Rp 200-Rp 5.000, naik atau turun hingga lebih dari 25% dalam sehari. Sedangkan harga saham di atas Rp 5.000, naik atau turun lebih dari 20%.
Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas untuk perdagangan saham hasil penawaran umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana), ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan auto rejection harga sebagaimana dimaksud dalam penjelasan di atas.
ADVERTISEMENT