Defisit Perdagangan dengan China Melebar, Pemerintah Masih Cari Solusi

15 Agustus 2019 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal kargo asing tengah bongkar muat peti kemas mengangkut komoditas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Wendiyanto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapal kargo asing tengah bongkar muat peti kemas mengangkut komoditas ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Foto: Wendiyanto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah masih terus mencari cara untuk mengatasi defisit neraca perdagangan, khususnya ke China. Adapun sepanjang Januari-Juli 2019, defisit neraca dagang RI dengan China mencapai USD 11,05 miliar, melebar dibandingkan periode yang sebelumnya yang defisit USD 10,3 miliar.
ADVERTISEMENT
Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Indrasari Wisnu Wardhana, mengatakan pihaknya akan mengecek penyebab melebarnya defisit perdagangan China. Termasuk beberapa kemungkinan, mulai dari pelemahan yuan hingga daya saing produk domestik yang melemah.
"Kita harus lihat dulu barangnya apa dulu. Enggak mungkin melonjaknya tiba-tiba, pasti kalau orang order sebelumnya," ujar Indrasari saat rakor di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (15/8).
Namun menurutnya secara umum, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan ekspor. Salah satunya dengan membuka pasar ke negara nontradisonal dan melakukan promosi dagang.
"Kita coba tingkatkan ekspor, percepat perundingan-perundingan supaya terbuka akses pasarnya. Kita melakukan misi dagang dan promosi. Ini bisa mendorong ekspor dalam waktu pendek," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk mengurangi impor migas, Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, menuturkan bahwa saat ini pemerintah terus berkomitmen mengurangi impor dengan cara penggunaan bahan bakar campuran biodiesel 20 persen (B20). Tak hanya itu, pemerintah juga terus melakukan uji coba B30, hingga nantinya bisa B100.
"Kita berusaha untuk mengurangi impor. Ini juga ada B20, yang kita sedang dengan B30. Ini juga salah satu cara kita memperbaiki," kata Arcandra.
Wamen ESDM, Arcandra Tahar Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Neraca perdagangan Indonesia selama Juli 2019 mencatatkan defisit USD 63,5 juta, melebar dibandingkan bulan sebelumnya yang surplus USD 200 juta. Namun defisit tersebut mengecil jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencatatkan defisit USD 2,01 miliar.
Secara kumulatif sejak Januari-Juli 2019, neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan defisit USD 1,9 miliar, mengecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang defisit USD 3,21 miliar.
ADVERTISEMENT