Demi Perkuat Rupiah, Pemerintah Tunda Proyek Kelistrikan 15,2 Ribu MW

4 September 2018 22:33 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ignasius Jonan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral saat ditemui di kantornya, Rabu (15/8/18). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ignasius Jonan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral saat ditemui di kantornya, Rabu (15/8/18). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, memaksa pemerintah menunda sejumlah proyek infrastruktur khususnya yang memiliki kandungan impor tinggi, termasuk kelistrikan sebesar 15,2 ribu MegaWatt (MW).
ADVERTISEMENT
Proyek kelistrikan tersebut merupakan bagian dari program 35.000 MW yang sebelumnya dicanangkan pemerintah. Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan, dari 15,2 ribu MW itu merupakan proyek yang belum financial close (FC). Tapi, dia menegaskan, bukan berarti proyek ini dibatalkan.
“35 ribu yang belum FC yang sudah digeser ke tahun-tahun berikutnya itu sekitar 15,2 ribu MW. Jadi saya ulang, bahwa proyek yang belum capai FC dan ditunda di tahun-tahun berikutnya,” kata Jonan dalam konferensi pers di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (4/9).
Program 15,2 ribu MW ini tadinya ditargetkan selesai 2019. Tapi karena penundaan ini, proyeknya digeser antara tahun 2021 sampai 2026, sesuai kebutuhan listrik nasional.
Ilustrasi jaringan transmisi listrik (Foto: Dok. PLN)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jaringan transmisi listrik (Foto: Dok. PLN)
Jonan menambahkan, pergeseran proyek ini juga karena pertumbuhan konsumsi listrik yang meleset dari target APBN yakni sebesar 8 persen. Kenyataannya pada tahun lalu hanya sekitar 7 persen. Pada Triwulan II 2018 bahkan hanya 4,7 persen dan tahun ini estimasi bisa maksimum sekitar 6 persen.
ADVERTISEMENT
Pergeseran ini juga ada tekanan dari pengadaan untuk pengurangan barang impor. Jonan mengatakan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di proyek pembangkit itu rata-rata hanya 20-40 persen, ada yang maksimal sampai 50 persen.
Total investasi yang digeser 24-25 miliar dolar AS. Adapun kapasitas proyek pembangkit yang ditunda dari 2019 ke 2021-2026, akan kurangi beban impor kira-kira USD 8-10 miliar.
“Namun apa yang kita lakukan ini tidak kurangi target pemerintah untuk capai rasio elektrifikasi 99 persen di tahun 2019. Sekarang sudah 97,3 persen tahun akhir 97,5 persen bisa dikejar. Tahun depan bisalah 99 persen. Teman-teman PLN dan di sini semangat tinggi bisa capai tahun depan,” kata dia.