Derita Peternak: Terpukul Harga Pakan dan Produksi Telur Anjlok

17 Februari 2019 13:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peternak memberi pakan ke ayam petelur peliharaannya. Harga pakan naik akibat kenaikan jagung yang jadi bahan utama pakan ternak. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peternak memberi pakan ke ayam petelur peliharaannya. Harga pakan naik akibat kenaikan jagung yang jadi bahan utama pakan ternak. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kelangkaan jagung yang bikin harga pakan ternak naik, deritanya dirasakan langsung para peternak. Nganio, peternak ayam petelur di Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, salah satunya.
ADVERTISEMENT
Tak sanggup membayar harga pakan kualitas super, dia terpaksa menggunakan yang kualitas lebih rendah untuk ayam-ayam petelur peliharaannya. "Ya enggak punya pilihan lain lagi. Memang harga pakan juga naik," katanya saat dijumpai kumparan di kandang ternaknya, Jumat (15/2).
Soal kisruh kelangkaan jagung, dia mengaku tak memahami persoalan itu. Yang pasti, harga pakan ternak yang sebelumnya bisa dia tebus Rp 292.500 per sak, sekarang harganya Rp 320 ribu. Setiap sak (karung) berisi 50 kilogram.
“Makanya saya beralih ke pakan ayam yang biasa. Sekarang harga pakan biasa juga sudah Rp 290 ribuan," terang bapak dua orang anak ini.
Langkah itu terpaksa dilakukan untuk menjangkau biaya produksi dan mengejar keuntungan. Tapi pilihannya itu berisiko. Sebab, panen telur menurun drastis. Produktivitas ayam-ayam petelur peliharaan Nganio anjlok. 
Peternak mengumpulkan telur ayam. Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
"Dulu pakai pakan super per 40 ekor ayam bisa menghasilkan 3 kg lebih. Sekarang cuma 2 kg," bebernya.
ADVERTISEMENT
Senasib dengan Nganio, peternak lainnya Agus Budi Nurcahyo, juga mengaku serba salah. Tetap memakai pakan super, maka biaya jadi mahal. Sementara menurunkan standar pakan, produksi telurnya turun. Sehingga meskipun harga jual telur naik, dia tak bisa menikmati keuntungan lebih.
Saat ini, menurut Budi, harga telur di kandang mencapai Rp 21 ribu hingga Rp 22 ribu per kg. Biasanya hanya Rp 18 ribu per kg.
"Iya harga pakan naik. Yang super Rp 320 ribu. Saya pakai itu juga sih. Daripada risiko hasil telurnya menurun," kata pria 28 tahun ini.