Desa Garam Akan Didirikan di Kebumen

10 Agustus 2019 12:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petambak memanen garam. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
zoom-in-whitePerbesar
Petambak memanen garam. Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
ADVERTISEMENT
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah membidik daerah Kebumen sebagai desa sentra garam. Rencananya, pada pertengahan September 2019 nanti KKP akan meresmikan Kabupaten Kebumen sebagai desa garam.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Sjarief Widjaja usai menerima kunjungan Bupati Kebumen, Yazid Mahfudz di kantornya.
“Dengan hasil produksi dan kualitas garam yang baik, tidak menutup kemungkinan Kebumen dapat menutup kebutuhan garam di pasaran. Tentunya harus dibuat master plan dan mapping budidaya garam dari hulu ke hilir. Dari mulai produksinya, pengolahan, hingga pemasarannya. Kami juga mendorong Kebumen menjadi Desa Garam yang nantinya menjadi desa wisata,” kata Sjarief dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/8).
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP, Sjarief Widjaja. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Namun, Sjarief mendorong Pemda Kebumen untuk terlebih dahulu mematenkan merek garam hasil produksinya. Sementara itu, Yazid meminta dukungan pada pemerintah pusat dalam hal bantuan pelatihan dan sarana prasarana untuk meningkatkan produksi dan kualitas garam.
ADVERTISEMENT
“Di Tahun 2018, warga Kebumen telah mengikuti pelatihan garam dengan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Tegal. Juni 2018, sudah ada yang merintis dalam bentuk Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR). Pada Juli 2019, kami telah melakukan panen dengan produksi mencapai 31 kuintal dengan harga mencapai Rp5.000 per kilogram. Jumlah ini berasal dari 11 unit berlokasi di Desa Mirit Petikusan Kecamatan Mirit yaitu Kugar Jagad Kidul,” papar Yazid.
Pihaknya menyampaikan bahwa Kebumen memiliki perairan laut dengan panjang pantai 57,5 km, dengan ketersediaan bahan baku garam (air laut) yang sangat cukup, bersih, tidak tercemar dan bebas dari air tawar. Hal tersebut ditunjang dengan iklim kemarau yang cukup panjang, atau tidak mengalami gangguan hujan berturut-turut selama 4-5 bulan di Wilayah Kebumen. Daerah ini juga memiliki jumlah penduduk 1,3 juta jiwa sebagai sumber tenaga kerja.
ADVERTISEMENT
“Di samping itu, kami tengah mengurus SNI dan menjadikannya garam beryodium sehingga menjadi garam konsumsi. Pengelolaan garam di Kebumen ini menjadi konsen kami untuk dapat mewujudkan pengelolaan garam yang baik serta meningkatkan perekonomian rakyat,” ucap Yazid.
Bupati Kebumen, Yazid Mahfudz. Foto: Garin Gustavian Irawan/kumparan
Kepala Pusat Riset Perikanan Waluyo Sejati Abutohir menyampaikan, pihaknya akan membantu Kebumen untuk diversifikasi produk garam.
Adapun kesuksesan Kebumen dalam mendirikan industri garam disebut tidak lepas dari pelatihan serta bantuan sarana dan prasarana yang telah diberikan oleh BPPP Tegal. BPPP Tegal memberikan sejumlah bantuan di antaranya Demplot Tunnel Garam Rakyat, serta pelatihan Pengolahan garam konsumsi beryodium dilaksanakan oleh BPPP Tegal. Selain itu, BPPP Tegal juga memberikan bantuan peralatan pengolahan garam untuk Koperasi Mutiara Samudera Selatan Desa Tanggulangi berupa mesin penghalus, mixer yodium dan mesin pengering.
ADVERTISEMENT