Di Depan JK, Bos OJK Pamer Prestasi Sepanjang 2018

11 Januari 2019 21:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso memberikan paparan tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso memberikan paparan tutup tahun 2018 di Gedung OJK, Jakarta, Rabu (19/12). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menggelar Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK). Pada acara yang juga dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) tersebut, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso pun menyampaikan sejumlah pencapaian sektor jasa keuangan sepanjang 2018. Menurut Wimboh, stabilitas sektor jasa keuangan selama 2018 dalam keadaan yang terjaga dan optimisme tren positif kinerja sektor keuangan akan berlanjut di 2019.
ADVERTISEMENT
“Sepanjang tahun 2018, kondisi perekonomian nasional terpantau sehat dan stabil, yang tercermin di antaranya dari ekonomi nasional yang tumbuh sekitar 5,15 persen dan inflasi yang terkendali di level 3,13 persen,” ungkap Wimboh di The Ritz Carlton, Jakarta, Jumat (11/1).
Sementara itu menurutnya, sektor jasa keuangan juga tercatat stabil dan sehat. Hal ini merupakan modal penting bagi industri jasa keuangan untuk dapat tumbuh lebih baik dan meningkatkan perannya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Wimboh menjelaskan, pada 2018 OJK juga mencatat intermediasi sektor keuangan dapat terjaga dengan baik.
Hal ini terlihat dari angka pertumbuhan kredit perbankan yang menunjukkan tren peningkatan sebesar 12,9 persen. Angka ini tumbuh signifikan dibandingkan 2017 yang tercatat sebesar 8,24 persen. Demikian juga kinerja intermediasi lembaga pembiayaan, yang diperkirakan tumbuh di sekitar 6 persen.
Pertemuan tahunan industri jasa keuangan OJK. (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertemuan tahunan industri jasa keuangan OJK. (Foto: Elsa Olivia Karina L Toruan/kumparan)
Di sisi lain, akselerasi kredit dan pembiayaan diikuti dengan profil risiko kredit juga dinilai terjaga. Rasio gross NPL perbankan dalam tren menurun sebesar 2,37 persen (net 1,14 persen) dan rasio NPF sebesar 2,83 persen (net 0,79 persen). Likuiditas perbankan juga cukup memadai meskipun Rasio Kredit terhadap Simpanan (Loan to Deposit Ratio) meningkat menjadi 92,6 persen. Hal ini dapat dilihat dari excess reserve perbankan yang tercatat sebesar Rp 529 triliun.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, Rasio Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit dan Liquidity-Coverage Ratio (LCR) masing-masing sebesar 102,5 persen dan 184,3 persen jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 100 persen. Sedangkan dari sisi pasar modal, Wimboh mengatakan jumlah emiten baru sepanjang 2018 tercatat sebanyak 62 emiten. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan 2017 sebanyak 46 emiten, dengan nilai penghimpunan dana sebesar Rp 166 triliun. Adapun total dana kelolaan investasi mencapai Rp 746 triliun, meningkat 8,3 persen dibandingkan akhir tahun 2017.
Permodalan lembaga jasa keuangan juga cukup memadai dalam menghadapi tantangan ke depan. Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan tercatat sebesar 23,32 persen sedangkan Risk-Based Capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 315 persen dan 412 persen, lebih tinggi dari threshold 120 persen. Gearing ratio perusahaan pembiayaan pun tercatat sebesar 2,97 kali, jauh di bawah threshold maksimal sebesar 10 kali.
ADVERTISEMENT
“Capaian 2018 ini merupakan modal yang penting bagi industri jasa keuangan untuk tumbuh lebih baik dan meningkatkan perannya sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan katalis keberhasilan reformasi struktural,” tandasnya.