Di Depan Para Pengusaha Pertanian, Darmin Ungkap Masalah Pangan RI

27 Maret 2018 11:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Darmin Nasution (Foto:  Siti Maghfirah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Darmin Nasution (Foto: Siti Maghfirah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui masih banyak permasalahan dalam sektor pertanian Indonesia. Hal ini diungkapkan Darmin dalam acara Responsible Business Forum on Food and Agriculture (RBF) ke-5 yang digelar di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (27/2).
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan berbagai analisa, kami mengidentifikasi beberapa masalah yang harus diselesaikan yakni harga beras mahal dan rendahnya kualitas gabah," kata Darmin di depan para pengusaha pertanian.
Harga hasil pertanian yang terus fluktuatif mengikuti pergantian musim menyebabkan ketersediaan bahan makanan ikut terganggu. Padahal, populasi Indonesia akan mencapai 320 juta penduduk pada 2045, dan didominasi oleh anak muda dalam usia produktif.
"Artinya pemerintah harus menyediakan makanan yang baik. Awal dari ketahanan pangan ini adalah menyiapkan ekosistem yang baik," lanjutnya.
Untuk itu, menurutnya, pemerintah Indonesia telah mempunyai kebijakan di antaranya social forestry atau perhutanan sosial, di mana lahan tersebut terbuka pada tiap warga di sekitar lahan tersebut (open access).
Selain itu, menurutnya, hingga akhir 2017 sudah sekitar 6,4 juta sertifikat lahan pertanian yang dikeluarkan. Hal ini berguna untuk menciptakan iklim yang baik dii sektor pertanian dan berkontribusi pada ekonomi Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Termasuk bagi pengusaha kecil yang ikut membantu ketahanan pangan Indonesia," ujarnya.
Selain itu, pihak swasta juga diminta berpartisipasi meningkatkan kualitas pertanian para pengusaha kecil, tak hanya dari segi kuantitas. Serta, menciptakan lebih banyak kesempatan.
Acara forum bisnis ini dihadiri oleh 500 pengusaha makanan, pertanian, dan nutrisi dari seluruh Asia untuk mendiskusikan solusi dari masalah pangan di Asia. Terutama, untuk mencapai target 'zero-hunger' bagi seluruh penduduk Asia.