Di Depan Sri Mulyani, Pengusaha Curhat Soal Kondisi Ekonomi

14 September 2018 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Outlook 2018 APINDO. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Outlook 2018 APINDO. (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gejolak ekonomi global yang terjadi saat ini mulai dirasakan para pengusaha di dalam negeri. Mereka menilai kondisi tersebut membuat suasana berusaha menjadi kurang nyaman, apalagi nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir anjlok cukup signifikan terhadap dolar AS.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Haryadi Sukamdani, kepada Sri Mulyani dalam acara seminar nasional tentang peran dunia usaha dalam membangun sistem perpajakan dan moneter di Grand Ballroom, Kempinski, Jakarta, Jumat (14/9).
“Ada tren proteksi dari negara tujuan ekspor, juga peningkatan biaya dalam negeri. Ini sesuatu yang perlu kami diskusikan. Pemerintah telah merespons dengan melakukan kebijakan. Kami ingin tahu bagaimana antisipasi BI menghadapi situasi kondisi ini,” kata Hariyadi di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta, Jumat (14/9).
Menurut Hariyadi, kebijakan yang diambil pemerintah sangat responsif. Namun di sisi lain, kebijakan tersebut memunculkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan pengusaha. Salah satunya adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak.
ADVERTISEMENT
“Kami peroleh info dari pengusaha, mereka menyampaikan bahwa mereka sebenarnya enggak khawatir untuk diperiksa. Tapi yang mereka khawatir dan merasakan kerepotan bahwa time consuming menyiapkan datanya,” ujar Hariyadi.
Menurut dia, dalam menyiapkan data-data tersebut seringkali terdapat perbedaan-perbedaan pendapatan yang justru membuat suasana menjadi tidak kondusif bagi perusahaan.
Selain kebijakan yang kini tengah diterapkan, Hariyadi juga mengatakan bahwa pengusaha cukup khawatir dengan kebijakan-kebijakan yang akan datang. Misalnya seperti kebijakan PPh dan PPN yang hingga kini masih jadi pembahasan.
Meski demikian, Hariyadi mengatakan para pengusaha Indonesia sejatinya bersedia untuk turut menjaga rupiah dan ekonomi Indonesia. Namun di sisi lain, para pengusaha juga meminta agar pemerintah menciptakan kebijakan yang dapat mendukung iklim usaha.
ADVERTISEMENT
“Insyaallah kita akan jaga rupiah ini secara bersama-sama. Tapi kami minta dukungan pemerintah dan BI untuk sama-sama kita menciptakan suasana kondusif dan tentunya kebijakan yang bisa berpihak kepada peningkatan nilai tambah dan efisiensi ekonomi kita,” ujarnya.
Terakhir, Hariyadi juga sempat berseloroh mengenai asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, APINDO memperkirakan ekonomi Indonesia tahun ini akan tumbuh 5,2 persen. Sedangkan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi di angka 5,4 persen.
“Mungkin di sini saya hanya mengingatkan saja bahwa waktu itu kita janjian, Bu. Kalau di bawah 5,2 persen Ibu yang mesti traktir kami, dan kalau 5,4 persen kami yang traktir Ibu. Hanya mengingatkan saja, Bu,” selorohnya.