Di Era Digital, Kalender Cetak Masih Dibutuhkan Perusahaan Besar

3 Januari 2018 15:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat percetakan kalender (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat percetakan kalender (Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Meski banyak perusahaan terus melakukan ekspansi digital agar biaya yang dikeluarkan lebih efisien, namun terdapat beberapa hal yang tak tersentuh. Salah satunya adalah biaya penyediaan kalender perusahaan.
ADVERTISEMENT
Alokasi biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membuat kalender bahkan cukup besar, antara puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Sektor perbankan yang paling banyak merogoh kocek untuk pembuatan kalender cetak.
Corporate Secretary PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jan Hendra mengatakan, dalam pembuatan kalender cetak, pihaknya melihat kebutuhan nasabah. Berdasarkan data BCA pada pertengahan tahun 2017, jumlah nasabah BCA mencapai 16 juta rekening.
“Kita lebih melihat kebutuhan nasabah. Jadi masih cetak,” terang Hendra kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (3/1).
Dia menambahkan anggaran yang disiapkan untuk pembuatan kalender mencapai ratusan juta rupiah. Hanya saja, menurut Hendra, tidak semua nasabah memperoleh kalender yang pihaknya buat.
“Lagi, kita lihat kebutuhan nasabah berapa untuk itu. Kan tidak semuanya,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Corporate Secretary PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Ki Syahgolang Permata mengungkapkan, pihaknya juga membuat kalender untuk dibagikan ke seluruh karyawan dan mitra bisnis.
Penjual kalender di Matraman (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjual kalender di Matraman (Foto: Resya Firmansyah/kumparan)
Berdasarkan data Adhi Karya per awal 2017, jumlah karyawan BUMN konstruksi tersebut mencapai 1.800 karyawan. Oleh karenanya, biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan kalender tak menyentuh angka ratusan juta.
“Kalender dibagikan ke seluruh karyawan se-Indonesia. Sekarang sudah jadi, biasanya kita mulau beauty contest untuk kalender sejak bulan Juli,” bebernya.
Sedangkan Corporate Secretary PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Agus Susanto mengakui, bahwa biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan kalender cetak mencapai ratusan juta rupiah. Adapun kalender yang pihaknya buat diperuntukkan bagi nasabah dan mitra.
“Kemarin sudah dibuat. Untuk biaya pastinya harus konfirmasi dulu ke bagian pengadaan,” tutup Agus.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, para pemilik percetakan di kawasan Bungur, Jakarta Pusat, mengakui jika pelanggan kalender cetak kebanyakan perusahaan atau politisi. Misalnya Endang (38), pemilik kios Dragon Pon Percetakan. Endang menyebutkan seorang politisi memesan 10.000 pieces/pcs kepadanya.
“Kalau caleg ada dari Perindo, pesan banyak. Dari Perindo sekitar 10.000 pcs,” ujar Endang.
Senada dengan Endang, pemilik Devi Jaya Percetakan, Suparman (42) mengakui, pelanggan yang datang ke kios percetakannya kebanyakan politisi dan perusahaan hingga instansi pemerintahan.
"Dari luar Jawa rata-rata, untuk Pilkada, bisa sampai 5.000 pcs,” sebut Suparman.