Di Tengah Tabu, Pasar Sex Toys Asia Pasifik Tumbuh Pesat

3 Juli 2018 18:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sex Toys (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Sex Toys (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Penggunaan sex toys masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat, terutama di kawasan Asia Pasifik. Laporan lembaga riset pemasaran Coherent Market Insight mengungkapkan, izin legal dari pemerintah khususnya di kawasan Asia Pasifik, merupakan kendala utama pemasaran produk khusus dewasa ini.
ADVERTISEMENT
Di India misalnya, penjualan sex toys dapat dipidana, karena dianggap sebagai produk cabul. Namun survei lembaga pemasaran lainnya, yakni Technavio justru mengungkapkan, kawasan Asia Pasifik pada 2017 lalu menyumbang 46% dari total penjualan global produk tersebut.
Meski tak memiliki basis statistik yang kuat, tren peningkatan penjualan sex toys terlihat, misalnya di Singapura. Dikutip dari South China Morning Post, ketika toko sex toys U4Ria dibuka 18 tahun lalu, pendirinya Lincoln Chua mengungkapkan hanya memiliki satu pesaing yakni House of Condom.
Kini, Chua sendiri sudah memiliki 3 gerai dan menurut hitungannya ada 20 toko sejenis yang menjadi pesaingnya, karena jual produk yang sama. Perkembangan pesat bisnis ini dianggap luar biasa, di tengah anggapan tabu yang masih tetap kuat.
ADVERTISEMENT
"Dulu kalau terima kiriman barang, selalu ditahan polisi," kata Chua, mengenang seringnya dia berurusan dengan aparat karena mengimpor produk tersebut.
Untuk mengatasi tabu dan perasaan malu, pembeli sex toys diyakini lebih banyak bertransaksi secara online ketimbang langsung datang ke toko. Karena melalui online, konsumen lebih leluasa mengenal produk, membandingkan kualitas dan harga, serta cara penggunaan produknya. Tingkat pencarian di google pun, menjadi salah satu parameter pemasaran sex toys.
Dari pendekatan banyaknya pencarian di google atas produk sex toys, Vouchercloud mengungkap fakta yang berbeda dengan Technavio. Pencarian produk sex toys di google, terbanyak justru di negara-negara Eropa, Amerika, dan Australia yang menempati 10 besar.
Riset pada 2017 mengungkapkan, Denmark merupakan negara dengan pencarian produk sex toys tertinggi, yakni 118 dari setiap 1.000 pencarian di google. Swedia dan Greenland ada di posisi berikutnya, masing-masing dengan 115 dan 108 pencarian. Sedangkan Amerika Serikat di posisi ke-4 dengan 104 pencarian.
ADVERTISEMENT
Negara di kawasan Asia dengan pencarian sex toys tertinggi, adalah Singapura di ranking 34, disusul Jepang di ranking 43, Brunei 51, Malaysia 69, dan Indonesia sendiri di ranking 80. China yang disebut sebagai produsen sex toys terbesar di dunia, ada di posisi 88.