Dimediasi Luhut, Manajemen dan Serikat Karyawan Garuda Mulai Berunding

25 Juni 2018 13:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dirut Garuda Indonesia Pahala Mansury. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dirut Garuda Indonesia Pahala Mansury. (Foto: Selfy Sandra Momongan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Pahala Mansury, menyatakan pihaknya hari ini telah bertemu dengan task force atau satgas bentukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
ADVERTISEMENT
Pahala menuturkan, pertemuan tersebut merupakan upaya mediasi untuk menyelesaikan masalah antara manajemen Garuda Indonesia dengan serikat pekerjanya.
Mediasi tersebut dihadiri juga oleh perwakilan dari Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, kantor staf kepresidenan serta APG dan Sekarga.
“Melanjutkan pembahasan di satgas yang lalu. Jadi melakukan mediasi antara manajemen dengan pihak serikat bersama pekerja Garuda. Nanti akan ada beberapa pertemuan untuk upaya mediasi ini,” ungkap Pahala di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (25/6).
Konpers Serikat Karyawan Garuda Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Serikat Karyawan Garuda Indonesia. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Menurut Pahala, Luhut yang juga hadir dalam mediasi tersebut mengimbau agar semua pihak dapat menemukan kesepakatan bersama. “Pesannya dari beliau seperti itu, jadi mudah-mudahan dalam sebelum akhir minggu pertama bulan Juli, mudah-mudahan kita udah bisa bertemu dalam satu pemahaman yang sama,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Adapun soal tuntutan yang selama ini selalu diutarakan Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan Serikat Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) terkait kesehatan perusahaan, Pahala mengatakan bahwa pihaknya selalu terbuka dalam menerima masukan dan berkomunikasi dengan mereka. Hal tersebut tidak lain demi menjaga pelayanan Garuda Indonesia terhadap konsumen.
“Manajemen Garuda Indonesia selalu terbuka untuk bisa berdiskusi mencari titik temu. Apakah terkait dengan kebijakan perusahaan, kebijakan SDM. Yang penting adalah layanan kepada masyarakat masih kita jaga bersama agar tidak terjadi gangguan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, APG dan Sekarga menyatakan selama ini telah terjadi banyak kegagalan di tubuh Garuda. Masih negatifnya kinerja keuangan Garuda sepanjang 2017 bukan tanpa sebab. Mereka menuding kondisi ini akibat kegagalan manajemen.
ADVERTISEMENT
Sepanjang 2017 Garuda menderita kerugian bersih (nett loss) USD 213,4 juta. Padahal, periode yang sama tahun sebelumnya Garuda untung USD 9,36 juta. Selain itu, nilai saham Garuda juga mengalami penurunan dari Rp 750 per saham dari 2011 menjadi Rp 292 per saham per 25 April 2018.