news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dirut INKA: Kita Ini Seperti Gadis Cantik

27 Agustus 2018 18:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
LRT Palembang Produksi INKA. (Foto: Dok. INKA)
zoom-in-whitePerbesar
LRT Palembang Produksi INKA. (Foto: Dok. INKA)
ADVERTISEMENT
Sebagai satu-satunya produsen kereta di Indonesia dan Asia Tenggara, PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA terus mengembangkan lini usaha. Setelah menjual lokomotif serta gerbong kereta penumpang dan barang, INKA juga berhasil menjual kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT). Bahkan sekarang ini, INKA tengah memproduksi trem bertenaga baterai dan merancang kereta cepat.
ADVERTISEMENT
Di dalam negeri, salh satu mitra bisnis utama INKA adalah PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI. KAI tengah memesan 438 unit gerbong kereta penumpang baru kepada INKA termasuk gerbong kereta penumpang untuk kelas priority dan kereta bandara. Selain KAI, negara-negara lain juga memesan produk buatan INKA. Maka tidak berlebihan jika Direktur Utama INKA Budi Noviantoro menyebut INKA layaknya gadis cantik yang menjadi primadona negara-negara lain di dunia.
"Kita ini seperti gadis cantik," ujar Budi kepada kumparan, Senin (27/8).
Budi mencatat, produk INKA sudah dijual ke berbagai negara di dunia, sebut saja Malaysia, Singapura, Bangladesh hingga Australia. Pada tahun ini, INKA mendapatkan kontrak pengadaan 4 rangkaian Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) dengan masing-masing rangkaian terdiri dari 4 gerbong kereta oleh Filipina. Filipina juga memesan 3 lokomotif dan 15 gerbong kereta penumpang. Kemudian, INKA dan State Railway of Thailand (SRT) tengah bernegosiasi pengadaan 50 dari 150 lokomotif yang dibutuhkan Thailand.
Direktur Utama PT INKA (Persero), Budi Noviantoro saat berkunjung ke kumparan, Jakarta, Rabu (15/8/2018). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT INKA (Persero), Budi Noviantoro saat berkunjung ke kumparan, Jakarta, Rabu (15/8/2018). (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kontrak yang paling besar datang dari Bangladesh yang memesan 250 unit gerbong kereta penumpang. Nilai pengadaannya ditafsir mencapai Rp 500 miiar sampai Rp 600 miliar.
ADVERTISEMENT
"Kita ke Kamerun dan Senegal juga," imbuhnya.
Tingginya permintaan produk kereta buatan INKA bukanlah tanpa tantangan. INKA terus memacu untuk menaikkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Sebagai catatan, TKDN untuk gerbong kereta sudah mencapai 85 persen. Sedangkan yang bermesin seperti lokomotif, TKDNnya sudah 45 persen.
Budi menjelaskan ada beberapa komponen yang masih diimpor dari negara lain seperti roda kereta dan motor penggerak. INKA sudah komit untuk terus menekan impor komponen dengan melibatkan BUMN lain seperti PT Barata Indonesia (Persero) dan PT Pindad (Persero). Budi menyebut bahwa Barata tengah mengembangkan produksi roda dan as roda. Sedangkan Pindad mencoba memproduksi motor penggerak dengan melibatkan perusahaan sekelas Bombardier dan CAF.
"Kita (INKA) sedang develop propulsi. Mudah-mudahan dalam 3 tahun ke depan ini kita bisa punya propulsi sendiri," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan langkah strategis ini, INKA yakin mampu bersaing di pasar global. Segmen pasar kereta di dunia diakui Budi sangat besar dan selama ini dikuasai oleh 4 negara yaitu Prancis, Jerman, Jepang, dan China.
"Kalau persaingan secara bisnis, ada kelas-kelasnya dan persaingannya sangat ketat hanya harga yang menentukan di situ," tutup Budi.