Dirut Nindya Karya Beberkan Kasus Korupsi Dermaga Sabang

14 April 2018 13:55 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama PT Nindya Karya, Indradjaja Manopol (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama PT Nindya Karya, Indradjaja Manopol (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan PT Nindya Karya (Persero) sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pembangunan dermaga bongkar pada kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang, Aceh.
ADVERTISEMENT
Nindya Karya dan PT Tuah Sejati diduga ikut berperan merugikan negara hingga Rp 313 miliar dalam pelaksanaan proyek pembangunan Dermaga Sabang senilai Rp 793 miliar. Nindya Karya mendapat keuntungan sebesar Rp 44,68 miliar, sementara PT Tuah Sejati sebesar Rp 49,9 miliar.
Direktur Utama PT Nindya Karya, Indrajaja Manopol mengatakan, kasus tersebut terjadi sebelum dirinya menjabat sebagai orang nomor satu di BUMN jasa konstruksi tersebut. Namun sebagai bentuk tanggung jawab korporasi, pihaknya akan menaati segala keputusan yang ada.
"Begini, kan ini kejadian dari 2006 sampai 2011. Kemudian saya masuk ke Nindya Karya pada Agustus 2014. Tentunya kami mengikuti aturan-aturan hukum itu, sepanjang itu semua untuk memperbaiki agar korporasi ini lebih bagus ke depan," ujar Indrajaja di Taman Budaya Sentul, Sabtu (14/4).
ADVERTISEMENT
Dia melanjutkan, saat ini pihaknya berharap korporasi bisa terus menunjukkan kinerja yang baik.
"Ini terjadi pada era direksi sebelumnya, pada tahun 2011, sedangkan kami masuk Nindya pertengahan Agustus 2014. Setelah itu sudah ada perbaikan menyeluruh, mulai dari tanggung jawab, pengawasan, pengalihan kuasa, pelatihan-pelatihan, dan perbaikan agar mereka semua taat hukum," jelasnya.
Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno menambahkan bahwa kasus tersebut terjadi pada 2006 dan bukan ketika dia menjabat sebagai menteri. Menurutnya, kasus tersebut tidak mempengaruhi kinerja Nindya Karya.
"Ini manajemen 2006 jadi bukan lagi di kami. Jadi sebetulnya itu dana yang dibekukan sejak 2012. Jadi tidak ada impact kepada direksi sekarang," kata Rini.
Menteri Rini Soemarno di HUT KBUMN ke-20. (Foto:  Ema Fitriyani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Rini Soemarno di HUT KBUMN ke-20. (Foto: Ema Fitriyani/kumparan)
Bahkan Rini tak menyebut bahwa direksi Nindya Karya saat ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Hal ini terlihat dari profit korporasi yang terus membaik.
ADVERTISEMENT
"Yang sekarang justru direksinya saya angkat topi, dulu ambil alih Nindya Karya minus enggak karuan, merah minus Rp 500 miliar, dan sekarang positif Rp 1,5 triliun. Nah itu kita betul-betul memberikan jempol dan apresiasi kepada Nindya Karya sekarang," tambahnya.