news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dirut Pertamina: Rombak Direksi Harus Pertimbangkan Iklim Investasi

13 Februari 2018 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Elia Massa Manik. (Foto: Reuters/Darren Whiteside)
zoom-in-whitePerbesar
Elia Massa Manik. (Foto: Reuters/Darren Whiteside)
ADVERTISEMENT
Struktur direksi di PT Pertamina (Persero) hari ini resmi dirombak. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menghapus posisi Direktur Gas yang ditempati Yenni Andayani dan akan membentuk dua direktorat baru.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Pertamina, Elia Massa Manik, mengatakan perombakan struktur direksi Pertamina memang merupakan kewenangnan Kementerian BUMN yang merupakan pemegang saham. Namun, dia berharap pemerintah mempertimbangkan iklim investasi yang bisa terganggu akibat keputusan tersebut.
“Pemegang saham punya pertimbangan sendiri dong. Yang dikhawatirkan kan segala macam ini banyak urusan investasi luar negeri. Ini harusnya mereka mempertimbangkan. Karena itu rumahnya, rumah RUPS,” kata Massa di Gedung Pertamina, Selasa (13/2).
Adapun Surat Keputusan perombakan direksi Pertamina sudah diserahkan hari ini. Adapun penghapusan Direktorat Gas Pertamina sekaligus memberhentikan Yenni Andayani dari jabatannya sebagai Direktur Gas Pertamina diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 9 Februari 2018.
Sementara dua direktorat baru yang akan dibentuk adalah Direktorat Pemasaran Corporate dan Direktorat Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur. Selain itu ada perubahan nama yakni Direktorat Pemasaran menjadi Direktorat Pemasaran Ritel
ADVERTISEMENT
Untuk posisi baru Direktur Pemasaran Corporate diisi sementara oleh Iskandar yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pemasaran. Sedangkan Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur dipimpin Nicke Widyawati yang saat ini mengisi Direktur SDM Pertamina.
Deputi Usaha Tambang, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno, mengatakan keputusan tersebut diambil berdasarkan kajian setelah terjadinya kelangkaan BBM dan LPG pada tahun lalu.
"Ada beberapa kejadian kelangkaan BBM, LPG beberapa bulan lalu. Kemudian kami buat kajian reorganisasi Pertamina dan dikonsultasikan dengan beberapa pihak," kata Fajar.