Dirut Pertamina soal Polemik Harga Premium: yang Penting Tidak Naik

11 Oktober 2018 17:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PLT Dirut Pertamina Nicke Widyawati. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
PLT Dirut Pertamina Nicke Widyawati. (Foto: Puti Cinintya Arie Safitri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pemerintah membuat bingung masyarakat dengan pengumuman kenaikan harga BBM Premium yang dibatalkan selang 30 menit kemudian. Inkonsistensi kebijakan harga Premium itu menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, ikut angkat bicara mengenai masalah ini. Nicke mengatakan, sebagai badan usaha yang ditugaskan pemerintah untuk menyalurkan Premium, pihaknya tidak mau memperpanjang masalah ini.
Yang penting, kata Nicke, untuk saat ini harga Premium masih tetap Rp 6.450 per liter untuk wilayah luar Jawa Madura Bali (Jamali) dan Rp 6.550 per liter di Jamali.
"Yang pasti hari ini Premium tidak naik. Enggak perlu dibahas ke sana ke mari," kata dia saat ditemui di Hotel Inaya, Bali, Kamis (11/10).
Dia juga menegaskan bahwa kenaikan harga Premium harus melalui persetujuan tiga menteri sebelum sampai ke meja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal ini berbeda dengan Jenis BBM Umum seperti Pertalite dan Pertamax yang bisa dinaikkan kapan saja oleh Pertamina.
ADVERTISEMENT
"Bukan masalah siap dan tidak siap. Ada yang perlu disiapkan karena Premium merupakan BBM khusus penugasan. Jadi, penetapan harganya oleh menteri yang dilakukan berkoordinasi dengan tiga Menteri,” lanjut Nicke.
Keputusan tiga menteri ini harus dilakukan karena ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan jika pemerintah mau menaikkan harga Premium, misalnya daya beli masyarakat dan dampaknya pada inflasi. Sebagai badan usaha, Nicke mengaku Pertamina sudah melaporkan hasil analisis terkait harga BBM Premium jika dinaikkan.