news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dirut PLN: Biaya Listrik di Papua Rp 11.000/kWh, Kami Jual Rp 450/kWh

24 Mei 2018 10:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sofyan Basir (Foto: Pranamya Dewati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sofyan Basir (Foto: Pranamya Dewati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebagai BUMN kelistrikan, PT PLN (Persero) wajib menerangi seluruh pelosok negeri dari Sabang sampai Merauke. Banyak tantangan untuk menjalankan kewajiban itu.
ADVERTISEMENT
Untuk melistriki desa-desa di pedalaman Papua misalnya, PLN harus menembus hutan rimba, pegunungan, sungai, dan hambatan lainnya. Biaya yang dikeluarkan pun tak sedikit.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengungkapkan, biaya pokok penyediaan (BPP) listrik di pedalaman Papua bisa mencapai Rp 11.000 per kWh. Jauh lebih mahal dibanding biaya untuk melistriki Pulau Jawa yang kurang dari Rp 1.000 per kWh.
Sofyan menegaskan, PLN tak memperhitungkan untung rugi. Papua harus tetap diterangi walau menimbulkan beban keuangan buat PLN.
Tarif listrik pun harus sama untuk seluruh Indonesia. Kebanyakan pelanggan rumah tangga di pedalaman Papua adalah warga tidak mampu, maka hanya dikenakan tarif listrik sebesar Rp 450 per kWh.
"Di Papua BPP itu sampai Rp 11.000 per kWh, kita jualnya Rp 450 per kWh. Begitu kami berhenti, saudara-saudara kalian tidak dapat listrik," tutur Sofyan dalam diskusi dengan media di Jakarta, Rabu (23/5).
ADVERTISEMENT
Menurut data PLN, sejak Desember 2015 sampai April 2018 jumlah desa berlistrik di seluruh Indonesia bertambah 6.950 desa. Total desa berlistrik saat ini 76.487 desa.
"Bayangkan kalau kita bangun di Papua. Satu desa cuma 30 keluarga, berapa ongkos transmisi distribusinya? Pasti mahal sekali, bisa 50 kali lipat di sini. Tapi tetap kami listriki," tutupnya.