Ditutup di China, Hotel Kapsul Malah Booming di Indonesia

12 Agustus 2018 10:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SNQ Capsule Hotel di Pelabuhan Tanjung Perak (Foto: Pelindo III)
zoom-in-whitePerbesar
SNQ Capsule Hotel di Pelabuhan Tanjung Perak (Foto: Pelindo III)
ADVERTISEMENT
Hotel Kapsul sedang booming di Indonesia. Hotel ini dirancang untuk para traveler yang tak membutuhkan ruang besar dan juga irit biaya. Hotel Kapsul sebelumnya ditawarkan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya oleh PT Pelindo III.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, fasilitas yang sama juga diperkenalkan di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang. Sebanyak 120 unit Hotel Kapsul yang bertarif Rp 250.000 per 6 jam dan Rp 375.000 per malam siap melayani pengguna jasa angkutan udara.
Mengintip ke negara lain, Hotel Kapsul juga digemari para traveler seperti backpacker di China. Hotel Kapsul pertama kali diperkenalkan tahun 2012 di Kota Xi'an, China kemudian booming dengan cepat di kota-kota di Negeri Tirai Bambu.
China Daily menulis Pemerintah China pada tahun 2017 menutup operasional Hotel Kapsul seperti di Kota Shanghai, Beijing dan Chengdu karena pertimbangan keselamatan.
Pengelola Hotel Kapsul dinilai belum mampu memenuhi standar keselamatan pengguna saat terjadi musibah kebakaran. Sistem kelistrikan, seperti charging port yang ada di sebelah tempat tidur hotel kapsul dinilai membahayakan orang di dalamnya karena berpotensi memicu kebakaran.
ADVERTISEMENT
Menjawab kasus di China, PT Angkasa Pura II (AP II) dan perusahaan vendor penyelenggaranya, PT Capsule Indonesia menjamin standar keselamatan di dalam Hotel Kapsul, di antaranya menyediakan alarm deteksi asap di setiap kamar hotel.
Hotel Kapsul Bobobox di Bandung. (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hotel Kapsul Bobobox di Bandung. (Foto: Bella Cynthia/kumparan)
“Ini bunyi saat dia terkena asap. Jadi sangat sensitif. Bunyinya juga sangat nyaring, sehingga nanti bisa terdengar semua orang,” kata Direktur Utama PT Capsule Indonesia, Rudy Josano, saat ditemui di acara Soft Lounching Digital Hotel Airport, Bandara Soetta, Tangerang, seperti dikutip Minggu (12/8).
Dia juga menjelaskan bahwa untuk masuk ke dalam hotel, pengunjung tidak diperbolehkan untuk merokok. Persis seperti di pesawat. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan mencegah terjadinya kebakaran di Hotel Kapsul.
ADVERTISEMENT
Adapun letak alarm tersebut ada di bagian atas kepala di tiap kamar. Alarm ini berbentuk bulat dan berwarma putih. Saat alarm tersentuh asap, maka secara otomatis alarm akan menyala dengan cahaya berwarna merah dan mengeluarkan bunyi peringatan yang cukup keras.
Hotel Kapsul Diimpor dari China
Kamar tipe beta hotel capsule Indonesia. (Foto:  Elsa Olivia/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kamar tipe beta hotel capsule Indonesia. (Foto: Elsa Olivia/kumparan)
Hotel Kapsul di Bandara Soetta ini dirancang oleh perusahaan Jepang dan dikembangkan di China. Rudy sebagai vendor menginvestasikan dana sebesar Rp 10 miliar untuk mengimpor seluruh komponen hotel kapsul ini dari China. Rudy menargetkan bisa memperoleh sekitar 60 persen sampai 70 persen pengunjung pada bulan pertama dioperasikan.
Setelah membangun 120 unit di Bandara Soetta, Hotel Kapsul juga akan dikembangkan di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
“Kami menargetkan pengunjung sebanyak 60 persen hingga 70 persen. Rencana untuk memperluas lokasi hotel ada, tapi nanti. Namun, masih fokus untuk buat hotel kapsul di bandara dulu. Mungkin ke depan akan di Medan dan Palembang,” kata Rudy.