Dolar AS Akhirnya Lengser dari Rp 14.400

4 Juli 2018 9:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya melemah terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam tersebut akhirnya lengser dari level Rp 14.400.
ADVERTISEMENT
Mengutip data perdagangan Reuters, Rabu (4/7), di pasar valuta asing, dolar AS dibuka di kisaran Rp 14.375. Kondisi dolar AS kemudian melemah terhadap rupiah dengan berada di level Rp 14.340. Belum cukup, dolar AS lagi-lagi melemah ke 14.305. Posisi saat ini, dolar AS berada di level Rp 14.325.
Secara year to date (ytd), dolar AS masih menguat terhadap rupiah sebesar 0,5%.
Petugas memperlihatkan pecahan uang dolar AS (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memperlihatkan pecahan uang dolar AS (Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro)
Research Analyst FXTM Lukman Otunuga dalam risetnya menyebutkan rupiah mulai stabil karena apresiasi dolar AS berkurang. Walaupun rupiah berpotensi terus menguat karena aksi ambil untung dolar AS, kenaikan kurs rupiah sepertinya akan dibatasi oleh sejumlah faktor eksternal. Masalah perang perdagangan global masih sangat mengganggu sentimen dan membuat pasar menghindari risiko.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, mata uang di pasar negara-negara berkembang termasuk rupiah mungkin akan terus tertekan. Perlu dicatat pula bahwa faktor penggerak fundamental di balik apresiasi dolar AS yang agresif masih terus ada. Koreksi teknikal yang saat ini dialami dolar AS dapat memberi peluang baru bagi investor untuk mengangkat harga lebih tinggi lagi.
Perhatian pasar akan tertuju pada notulen rapat FOMC dan data NFP ADP yang dijadwalkan untuk dirilis pada hari Rabu dan dapat memberi isyarat baru mengenai waktu kenaikan suku bunga AS tahun ini. Dolar AS berpotensi memantul apabila notulen FOMC lebih hawkish dari yang diperkirakan. Apresiasi dolar AS tentu akan semakin memukul rupiah.