news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dolar AS Berpotensi Tembus Rp 15.000 di Akhir Tahun

1 September 2018 19:34 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana money changer di kawasan Menteng. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana money changer di kawasan Menteng. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan berlangsung hingga akhir tahun ini. Berdasarkan data perdagangan Reuters, Jumat (31/8), dolar AS mencapai Rp 14.839, ini merupakan pelemahan terdalam sejak September 2015.
ADVERTISEMENT
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bisa tembus Rp 15.000 hingga akhir tahun jika tekanan terus berlanjut.
"Mempertimbangkan sumber-sumber tekanan yang ada, sampai akhir tahun rupiah bisa tembus Rp 15.000 per dolar AS," ujar Piter kepada kumparan, Sabtu (1/9).
Namun untuk mengantisipasi hal tersebut, Piter bilang, Bank Indonesia (BI) akan secara penuh menggunakan seluruh instrumen untuk mengendalikan rupiah, khususnya terkait suku bunga dan intervensi ganda.
Dollar di Money Changer di Jakarta Pusat, Jumat (31/8/18). (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dollar di Money Changer di Jakarta Pusat, Jumat (31/8/18). (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Piter menjelaskan, bank sentral yang jor-joran melakukan intervensi tersebut dapat mengurangi cadangan devisa. Namun dia yakin, cadangan devisa hingga akhir tahun masih tetap di atas USD 100 miliar.
"BI akan all out menggunakan instrumen yang ada, khususnya suku bunga dan intervensi. Karena itu cadangan devisa dapat dipastikan akan berkurang signifikan, tetapi masih akan terjaga di atas USD 100 miliar," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Adapun cadangan devisa Indonesia hingga akhir Juli 2018 sebesar USD 118,3 miliar, turun USD 1,5 miliar dari posisi bulan sebelumnya yang mencapai USD 119,8 miliar. Bahkan jika dibandingkan sejak awal tahun ini, cadangan devisa telah tergerus USD 13,68 miliar.
Posisi tersebut setara dengan pembiayaan 6,7 hingga 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Namun demikian, posisi tersebut masih berada di atas kecukupan standar internasional yang sebesar 3 bulan impor.