Dolar AS Menjauh dari Posisi Rp 15.000

6 September 2018 9:20 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
ADVERTISEMENT
Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat terhadap rupiah. Meski demikian, posisi dolar AS kian menjauh dari level Rp 15.000.
ADVERTISEMENT
Mengutip data perdaganga Reuters, Kamis (6/9), dolar AS dibuka di Rp 14.850. Dolar AS terus naik hingga menyentuh posisi tertingginya pagi ini di Rp 14.880.
Secara year to date (ytd) atau dari awal tahun hingga saat ini, dolar AS sudah menguat terhadap rupiah sebesar 9,67 persen.
Dollar-Rupiah (Foto: Dok. Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Dollar-Rupiah (Foto: Dok. Reuters)
Untuk mencegah nilai tukar rupiah merosot lebih dalam, Bank Indonesia (BI) terus berada di pasar untuk menaikkan volume intervensi. Intervensi tersebut baik di pasar valas maupun di pasar SBN.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, sejak Kamis (30/8), BI telah masuk ke pasar sekunder dengan cara membeli Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 11,9 triliun.
“Kamis dan Jumat pekan lalu maupun Senin dan Selasa kemarin, kami beli SBN. Jumat kami beli SBN Rp 4,1 triliun yang dijual asing. Kamis kami beli Rp 3 triliun. Senin kami beli Rp 3 triliun. Kemarin (Selasa), kami beli Rp 1,8 triliun,” ujar Perry di Gedung DPR RI, Rabu (5/9).
ADVERTISEMENT
Selain itu, Perry mengatakan, dengan fokus jangka pendek bank sentral yang lebih kepada stabilisasi khususnya rupiah, BI juga telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen sejak awal tahun ini. Hal ini juga merupakan upaya stabilkan nilai tukar.
Dengan menaikkan suku bunga acuan, kata Perry, masih terjadi masuknya aliran modal asing pada Juli-Agustus lalu.
“Ini agar imbal hasil aset-aset keuangan khsusunya SBN tetapi menarik,” tambahnya.