Dolar AS Naik Lagi, Pagi Ini Rp 14.580

Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)

Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam tersebut bergerak di kisaran Rp 14.530-Rp 14.595.

Mengutip data perdagangan Reuters, Rabu (26/12), dolar AS dibuka di Rp 14.530 dan terus naik hingga mencapai posisi tertingginya di Rp 14.595. Hingga pukul 9.41 WIB, dolar AS bertengger di level Rp 14.580.

Secara year to date (ytd) atau dari awal tahun hingga saat ini, dolar AS sudah menguat terhadap rupiah sebesar 7,46 persen.

Analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada dalam risetnya menyebutkan, laju rupiah kembali bergerak melanjutkan pelemahannya.

Adanya pelemahan USD sebelumnya tampaknya tidak dapat dimanfaatkan rupiah sehingga penurunan tidak dapat dihindari. Sebelumnya, sebagaimana yang telah dirilis, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 bps ke kisaran 2,25 persen-2,50 persen.

Selain itu, The Fed juga memproyeksikan dua kali kenaikan suku bunga pada 2019 dan satu kali kenaikan pada 2020. Pada saat yang bersamaan, pelaku pasar melihat adanya potensi pelemahan pada ekonomi AS seiring masih adanya imbas perang dagang dan ditambah dengans sentimen shutdown pemerintahan AS.

Secara sentimen membuat USD melemah. Akan tetapi, pelaku pasar terlalu bereaksi berlebihan atas rilis The Fed tersebut. Apalagi, tingkat imbal hasil obligasi AS tenor pendek cenderung meningkat dan suku bunga acuan BI juga tetap sehingga akhirnya berimbas pada pergerakan rupiah.

Uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)

Prediksi Rupiah Hari Ini:

Diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.556-Rp 14.540 per dolar AS. Laju rupiah secara tren masih berada di sekitar area middle bollinger band, namun terlihat mulai menjauhi ke atas atau dengan kata lain rupiah kian melemah.

Penurunan ini dapat membuka peluang pelemahan kembali jika tidak adanya sejumlah sentimen yang dapat direspons positif. Pergerakan USD yang masih melemah dalam merespons sentimen internalnya diharapkan dapat menjadi pendorong rupiah untuk tidak melemah lebih dalam. Meski demikian, tetap waspadai berbagai macam sentimen dan waspadai adanya sentimen yang dapat membuat laju rupiah kembali melemah.