Dolar AS Pagi Ini Rp 15.241

15 Oktober 2018 9:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pergerakan dolar. (Foto: Youtube/Kurzgesagt – In a Nutshell)
ADVERTISEMENT
Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam tersebut kembali mneyentuh level Rp 15.200.
ADVERTISEMENT
Mengutip data perdagangan Reuters, Senin (15/10), dolar AS dibuka di Rp 15.200 dan terus naik hingga mencapai posisi tertingginya pagi ini di Rp 15.241.
Secara year to date (ytd) atau dari awal tahun hingga saat ini, dolar AS sudah menguat terhdap rupiah sebesar 12,33 persen.
Analis dari Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada dalam risetnya menyebutkan, pergerakan rupiah di akhir pekan mampu menyamai pergerakan IHSG yang berada di zona positif.
Adanya komentar kontra dari Presiden Trump terhadap kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunganya ditanggapi positif dan dinilai dapat menahan potensi kenaikan suku bunga The Fed lebih lanjut.
Di sisi lain, pergerakan USD cenderung melemah di pasar valas Asia setelah pelaku pasar merespons rilis kenaikan di bawah ekspektasi dari indeks harga konsumen.
ADVERTISEMENT
Petugas memperlihatkan pecahan uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer di Jakarta. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memperlihatkan pecahan uang dolar dan rupiah di salah satu tempat penukaran mata uang asing/money changer di Jakarta. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Dengan rilis tersebut juga dinilai dapat mengurangi potensi kenaikan suku bunga The Fed. Pejabat Fed mengatakan, bulan lalu mereka memperkirakan tiga kenaikan suku bunga pada 2019, dan beberapa mengatakan, mereka terbuka untuk kenaikan suku bunga pada Desember, yang akan menjadi yang keempat tahun ini.
Prediksi Rupiah:
Diperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 15.188-Rp 15.215 per dolar AS. Pergerakan USD yang masih cenderung melemah di pasar valas Asia yang juga diikuti dengan penurunan imbal hasil obligasi AS diharapkan dapat mengurangi tekanan pada rupiah yang sedang mencoba berbalik naik.
Masih adanya sejumlah sentimen positif terutama dari penilaian lembaga asing dan sejumlah negara terhadap kemampuan Indonesia menghadapi krisis perang dagang yang disampaikan dalam Annual Meeting IMF-WB juga diharapkan dapat memperkuat laju rupiah. Tetap mencermati dan mewaspadai berbagai sentimen yang dapat membuat rupiah kembali melemah.
ADVERTISEMENT