Dolar AS Sore Ini Rp 14.999

5 September 2018 17:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9). (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9). (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
ADVERTISEMENT
Dolar Amerika Serikat (AS) terus bergerak liar terhadap rupiah meskipun Bank Indonesia (BI) telah melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) dengan mengguyurkan cadangan devisa (cadev). Sore ini, mata uang Paman Sam tersebut nyaris menembus level Rp 15.000.
ADVERTISEMENT
Mengutip data perdagangan Reuters, Selasa (5/9), hingga pukul 16.54 WIB, dolar AS menyentuh posisi tertingginya di Rp 14.999.
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan posisi pembukaan pagi tadi di Rp 14.930.
Secara year to date (ytd) atau dari awal tahun hingga saat ini, dolar AS sudah menguat terhadap rupiah sebesar 10,55 persen.
Dolar AS Nyaris Sentuh Rp 15.000 . (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dolar AS Nyaris Sentuh Rp 15.000 . (Foto: Dewi Rachmat Kusuma/kumparan)
Untuk mencegah nilai tukar rupiah merosot lebih dalam, Bank Indonesia (BI) terus berada di pasar untuk menaikkan volume intervensi. Intervensi tersebut baik di pasar valas maupun di pasar SBN.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, sejak Kamis (30/8), BI telah masuk ke pasar sekunder dengan cara membeli Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 11,9 triliun.
“Kamis dan Jumat pekan lalu maupun Senin dan Selasa kemarin, kami beli SBN. Jumat kami beli SBN Rp 4,1 triliun yang dijual asing. Kamis kami beli Rp 3 triliun. Senin kami beli Rp 3 triliun. Kemarin (Selasa), kami beli Rp 1,8 triliun,” ujar Perry di Gedung DPR RI, Rabu (5/9).
ADVERTISEMENT
Selain itu, Perry mengatakan, dengan fokus jangka pendek bank sentral yang lebih kepada stabilisasi khususnya rupiah, BI juga telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 5,5 persen sejak awal tahun ini. Hal ini juga merupakan upaya stabilkan nilai tukar.
Dengan menaikkan suku bunga acuan, kata Perry, masih terjadi masuknya aliran modal asing pada Juli-Agustus lalu.
“Ini agar imbal hasil aset-aset keuangan khsusunya SBN tetapi menarik,” tambahnya.