Dolar AS Tembus Rp 14.600, Tapi Tarif Listrik PLN Tak Naik

20 Agustus 2018 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sambungan Listrik PLN (Foto: Dok. PLN)
zoom-in-whitePerbesar
Sambungan Listrik PLN (Foto: Dok. PLN)
ADVERTISEMENT
Dolar Amerika Serikat (AS) masih terus menghantam rupiah. Dikutip dari Reuters pagi tadi, nilai tukar Rupiah mencapai Rp 14.605 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Pelemahan rupiah ini memicu kenaikan biaya di berbagai sektor, PT PLN (Persero) pun ikut terkena dampak. Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik PLN jadi meningkat.
Direktur Keuangan PLN Sarwono Sudarto mengakui bahwa beban PLN makin bertambah seiring pelemahan rupiah. Namun ia enggan merinci besarnya kenaikan BPP listrik.
"Pasti akan ada kenaikan," kata dia saat ditemui di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (20/8).
Namun, meski BBP listrik naik, PLN berusaha untuk mempertahankan tarif listrik alias tidak akan ada kenaikan ke tagihan konsumen. Caranya dengan melakukan efisiensi di berbagai sektor.
"BPP naik tapi kan otomatis kita lakukan efisiensi yang lain misalnya pemeliharaan, efisiensi, istilahnya hybrid. Itu berapa konsumsi yang dipakai energi per Kilowatt-nya itu juga kita lakukan dalam rangka efisiensi, misalnya mobil 1 liter 10 km ini bisa jadi 15 km karena kan harga (tarif) tetap. Yang penting harga listrik enggak naik," jelasnya.
Ilustrasi Dolar-Rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dolar-Rupiah (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Antisipasi lain sebenarnya sudah dilalukan PLN jauh-jauh hari seperti melakukan hedging atau lindung nilai pada berbagai proyek PLN yang memang kebanyakan transaksinya menggunakan dolar AS.
ADVERTISEMENT
Sarwono bilang, beberapa waktu lalu perusahaan juga sudah mendapatkan reprofilling (menata ulang profil perusahaan) besar karena mendapatkan kredit dengan bunga yang rendah. PLN mengambil utang berbunga rendah untuk melunasi utang-utang lama yang bunganya tinggi.
"Kalau kenaikan dolar AS itu kan kita lakukan hedging, itu juga mitigasi resiko juga. Terus kemarin kita ada 2 millar dollar reprofiling juga bagus untuk PLN, reprofiling yang tadinya 8% jadinya menjadi bunga 5-6%," tutupnya.