DPR Undang Sri Mulyani Bahas Perkembangan Ekonomi Indonesia

10 September 2018 12:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat Kerja Komisi XI DPR RI dengan Pemerintah dan BI. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rapat Kerja Komisi XI DPR RI dengan Pemerintah dan BI. (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengadakan rapat kerja dengan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk membahas asumsi makro dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2019.
ADVERTISEMENT
Adapun rapat yang dipimpin langsung oleh Ketua Komisi XI Melchias Marcus Mekeng ini dilakukan sekitar pukul 11.15 WIB dan dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, serta Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara.
Dalam pemaparannya, Sri Mulyani menyampaikan kondisi perekonomian domestik selama tahun 2018 dan proyeksi 2019 akan masih dipengaruhi oleh situasi global seperti penyesuaian kebijakan moneter bank sentral AS, perang dagang antara AS dan mitra dagangnya, serta beberapa negara yang mengalami krisis mata uang.
"Normalisasi kebijakan moneter oleh AS memiliki implikasi, yaitu suku bunga dinaikkan dan ancaman inflasi, serta likuiditas secara bertahap dikurangi. Ini turut mempengaruhi perekonomian domestik," ujar Sri Mulyani di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (10/9).
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan), Menkumham Yasonna H. Laoly (kanan), Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kedua kiri) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (4/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kanan), Menkumham Yasonna H. Laoly (kanan), Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kedua kiri) dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Komplek Parlemen, Jakarta, Selasa (4/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
ADVERTISEMENT
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen dalam RAPBN 2019. Angka itu menurun dibandingkan tahun ini yang ditargetkan mencapai 5,4 persen.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun depan diproyeksi Rp 14.400, melemah dibandingkan prediksi tahun ini yang hanya Rp 13.400. Bahkan proyeksi kurs tersebut melemah dibandingkan proyeksi pada saat di Badan Anggaran yang sebesar Rp 13.800 hingga Rp 14.100. Adapun laju inflasi pada tahun depan tetap ditargetkan sebesar 3,5 persen, sama seperti target di tahun ini.
Selain itu, suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan pada tahun depan ditargetkan 5,3 persen, sedikit meningkat dari tahun ini yang ditargetkan 5,2 persen. Sementara harga minyak mentah Indonesia (ICP) ditargetkan sebesar USD 70 per barel. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun ini yang ditargetkan sebesar USD 48 per barel.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, lifting minyak bumi sebesar 750.000 barel per hari, di bawah target tahun ini yang sebesar 800.000 barel per hari. Sedangkan lifting gas sebesar 1,25 juta barel setara minyak per hari, di atas target tahun ini sebesar 1,2 juta barel setara minyak per hari.